MOGADISHU (Arrahmah.com) - Rahasia kawat diplomatik yang dirilis Wikileaks mengungkapkan bahwa terdapat persetujuan rahasia antara pemerintah AS dan Ethiopia untuk menyerang Somalia.
Namun, laporan mengindikasikan bahwa Ethiopia tidak memiliki niat untuk menginvasi dan mengatakan AS yang berada di balik semuanya.
Sudah terikat perang di Afghanistan dan Irak, AS tidak memiliki posisi untuk secara terbuka melancarkan serangan besar-besaran terhadap Somalia dan harus memiliki sponsor negara lain seperti Ethiopia.
Pasukan Ethiopia menyerang Somalia pada Juli 2006 bertujuan untuk menghabisi kelompok Islam, Union of Islamic Courts (UIC). Ethiopia memberikan bantuan kepada militer dari pemerintah transisi yang lemah. Ethiopia kemudian berargumen bahwa ekstrimis Islam merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas regional.
AS mengklaim ada keprihatinan yang berkembang di Gedung Putih dan Pentagon bahwa militan Somalia mungkin telah berafiliasi dengan Al-Qaeda dan beralih ke "terorisme" internasional.
Kebocoran ini juga melaporkan pembicaraan antara Perdana Menteri Meles Zenawi dengan AS yang diwakili oleh Maria Otero.
Meles mengatakan ketidakmampuan negaranya untuk mengembangkan demokrasi yang kuat bukan karena kurang memahami prinsip-prinsip demokrasi tetapi lebih karena Ethiopia tidak menghayati prinsip-prinsip tersebut.
Mengacu pada perjuangannya melawan rezim Derg, Meles mengatakan ia dan rekan-rekan senegaranya tidak menerima dana asing, namun bersedia untuk berkorban mati-matian demi tujuan mereka, dan hari ini Ethiopia harus mengambil kepemilikan pembangunan demokrasi mereka, bersedia untuk berkorban demi hal itu dan membela hak-hak mereka sendiri.
Laporan juga mengungkapkan pemimpin Ethiopia juga didesak untuk mengembalikan kesepakatan iklim Copenhagen.
Namun invasi Ethiopia ke Somalia tidak bertahan lama, karena mujahidin Somalia berhasil menendang mereka keluar dari Somalia, mereka bersatu di bawah payung Al-Shabaab dan kini masih berjuang melawan tentara Uni Afrika yang juga mendapat dukungan dari AS. (haninmazaya/arrahmah.com)