Sebuah pameran di North Carolina, Amerika, mengeksplorasi warisan Muslim dan kontribusi mereka dalam membangun Amerika. Berbagai foto, surat dan batu nisan menunjukkan bahwa umat Islam tiba di Amerika bahkan sebelum Christopher Columbus datang ke benua Amerika pada tahun 1492.
"Menakjubkan," ungkap Jamaal Albany, seorang guru sekolah Al-Iman Muslim di Raleigh, seperti yang dilansir News Observer Senin (23/11/09).
Albany yang datang bersama siswa kelas enam dan tujuh berkunjung melihat pameran "Muslim di Amerika" di masjid Universitas Shaw untuk melihat kontribusi Muslim dalam membangun negara Amerika.
Berbagai foto, surat dan batu nisan menunjukkan bahwa umat Islam tiba di Amerika bahkan sebelum Christopher Columbus datang ke benua Amerika pada tahun 1492.
Ia juga menunjukkan bahwa umat Islam berjuang dalam setiap perang AS sejak Perang Kemerdekaan Amerika (1775-1783).
Catatan sensus kependudukan menunjukkan bahwa 584 prajurit dengan nama terakhir Muhammad bertempur di Perang Dunia I.
"Kami bagian dari masyarakat Amerika," kata Amir Muhammad, seorang ahli sejarah Washington.
Muhammadlah yang memprakarsai pameran tersebut dengan tujuan selama ini ia tengah mencari akar keluarganya sendiri di bagian selatan negara bagian Georgia.
Ia menemukan bahwa banyak Muslim Afrika Barat dibawa sebagai budak ke Amerika bahkan sebelum penemuan Amerika oleh Columbus.
"Kedatangan mereka tidak dimulai dengan semangat perluasan negara Islam juga bukan pula dengan gelombang imigran pada 1960-an."
Meskipun tidak ada angka resmi, Amerika Serikat diyakini menjadi rumah bagi hampir tujuh juta umat Islam.
Muslim Heritage
Dalam pameran tersebut ada data yang menunjukkan bahwa negara tenggara Carolina Utara adalah rumah bagi salah satu budak muslim paling terpelajar, Omar Ibnu Sayyid dari Fayetteville.
"Saya belajar di perguruan tinggi ini tapi saya tidak tahu peran Carolina Utara," kata guru Albany.
Lahir di Senegal pada tahun 1770, Omar Ibnu Sayyid adalah seorang cendekiawan muslim, yang terbiasa membaca dan menulis dalam bahasa Arab.
Ketika ia berusia 37 tahun, ia diperbudak dan dibawa ke Charleston, sebuah kota bersejarah di South Carolina.
Empat tahun kemudian, ia melarikan diri ke Fayetteville, sebuah kota yang terletak di Cumberland County, Carolina Utara, di mana ia dipenjarakan.
Sayyid ini kemudian dibeli oleh James Owen, seorang jenderal di negara milisi.
Terkesan oleh Omar seorang budak yang berpendidikan, Owen meminta Omar untuk membeli Al Quran versi terjemahkan dalam bahasa Inggris. .
Sayyid menulis biografinya dalam bahasa Arab, otobiografi pertama yang ditulis oleh seorang budak.
"Ini adalah saudara-saudara kita, dan kita tidak pernah tahu sejarah," kata Ali Abdul Malik, seorang pengunjung pameran.
"Sekarang Islam akan datang sebagai cahaya." Pungkasnya./Alhikmahonline.