Searching...

170 Tahun Perpisahan Sepasang Tugu Kembar






Obelisk di 
Plasa de la Concord.
Dua buah tugu yang berbeda nasib, tatkala tercipta pada 3.000 tahun lalu, terbentuk dan terpahat dari sebuah blok batu granit merah raksasa dari Mesir, berfungsi sebagai penjaga di kedua sisi pintu utama Kuil Luxor A-mon, Mesir. Sampai pada 1831 salah satu diantaranya telah disumbangkan kepada penguasa Prancis, sejak saat itu kedua tugu kembar itu berpisah selama 170 tahun lamanya.
Pernah seorang wartawan mewawancarai ahli sejarah Prancis: "Benda apakah yang paling kuno di Kota Paris? Apakah Istana Versailles, Istana Louvre, Menara Eiffel, ataukah pusaka simpanan kerajaan?" Pakar tersebut berpikir sejenak dan menjawab: "Tugu (obelisk) dari Plasa de la Concord."
Betul, yakni obelisk bersejarah dari Mesir berusia 3.400 tahun yang senantiasa berdiri tegak di pusat lapangan Plasa de la Concord.

Obelisk Mesir

Pada zaman Romawi, Paris disebut  sebagai Lutece, yang bermakna lumpur dalam bahasa Latin. Saat patung Raja Louis XV digulingkan dan Louis XVI terkapar di panggung pemotongan kepala sedangkan ribuan orang dieksekusi mati di tempat tersebut pada Revolusi besar Prancis 1789, boleh dibilang sejarah Plasa de la Concord merupakan insiden berdarah. Pada 1795 diubah namanya menjadi Plasa de la Concord. Di keempat sisinya ditempatkan 8 buah patung yang melambangkan 8 kota penting dalam sejarah Prancis.  

Obelisk Mesir di tengah Plasa de la Concord itu (L’obelisque de Louxor) berasal dari raja Mesir, Mehemet Ali, yang merasa berterima kasih kepada Jean-FranCois Champollion ketika berhasil menguak misteri piktograf piagam pada Tugu Luxor. Pada 1831 ia menghadiahkan Louis Philippe salah satu obelisk dari sepasang tugu yang terletak di depan pintu utama kuil Luxor A-mon. Untuk itu raja Prancis membalasnya dengan hadiah sebuah lonceng menara berukuran kecil.

iperintahkan raja untuk memilih sebuah obelisk, ia memilih salah satu dari tugu kembar tersebut yang sedikit lebih kecil dan agak rusak untuk dikirim terlebih dahulu, yakni tugu yang saat ini berdiri di Plasa de la Concord itulah. Perpisahan tugu kembar tersebut tak terasa sudah berlangsung 170 tahun."

Kiri: 
Obelisk di Plasa de la Concord.  Kanan: Obelisk di Plasa de la Concord 
diterawang dari jalan raya Champs Elysee

Perjalanan 800 hari

Pertama-tama, melepas obelisk dari landasannya di kuil Luxor A-mon, dikirim ke tepi sungai Nil, lalu diangkut ke kapal besar yang sudah dimodifikasi. Kemudian melalui sungai Nil, laut Tengah dan Laut Atlantik. Kala itu lantaran berbagai alasan dan keterbatasan teknis, proyek itu sempat tertunda, hingga Mei 1833 baru mendarat di Pelabuhan Toulon, Prancis. Kemudian setelah berlangsung 1 tahun lebih, baru melalui Sungai Seine pada Agustus 1834 tiba di Paris, total menghabiskan waktu 800 hari.  

Raja Philip I menganggap obelisk tersebut sebagai tonggak netralitas politik antara kaum Royalis dan partai Republik, sehingga ia memutuskan untuk mendirikannya di pusat Plasa de la Concord. Pada 1836 dimulai proyek pendirian obelisk, para insinyur menggunakan pompa diesel dan lift model kerekan raksasa. Tepuk tangan gemuruh 200.000 warga yang hadir mengiringi tegaknya obelisk tersebut. Persyaratan teknis yang dikuasai kala itu bukanlah hal sederhana. Demi peringatan kedua proses tersebut, baik pengiriman ataupun pendirian tugu, telah diukir pada landasan dasar tugu. Landasan asli disimpan dan dipamerkan di Istana Louvre sedangkan yang kita lihat sekarang adalah tiruannya.  

Pada 14 Mei 1998 diresmikan landasan tugu, gambar tugu dan teks serta pengecatan ulang warna emas oleh pemerintah sehingga kembali ke tampilan semula pada ribuan tahun yang lalu. Obelisk berusia 3.400 tahun itu, baik diterawang dari Jalan Raya Champs Elysees, maupun dicoba diselaraskan dengan kemewahan bangunan di sekeliling lapangan, masih dirasakan terdapat keindahan yang tidak selaras. Dibandingkan dengan obelisk yang berada di depan Kuil Luxor A-mon, dengan latar belakang kuil kuno yang sederhana, dirasakan sama sekali berbeda secara keseluruhan.

Sepasang obelisk yang bernasib beda tersebut, sewaktu tercipta pada 3.400 tahun lalu, masing-masing dipahat dari sebuah batu granit raksasa berwarna merah mawar dari wilayah Aswan, Mesir. Dari tambang, batu utuh itu dipahat lalu dari Aswan dikirim ke Thebes dan memakan waktu 7 bulan. Satu tugu dipahat setinggi 22,8 meter, dengan bobot 230 ton, sesudah pasangan obelisk itu terpahat selesai, si kembar itu menjaga kedua sisi pintu utama Kuil Luxor A-mon.

Kiri: 
Obelisk yang berdiri tegak pada 1836 di Plasa de la Concord sebelum 
dipasang bagian ujung keemasan. Kanan: Sepasang obelisk kembar yang 
senantiasa menjaga di sebelah kanan dan kiri pintu utama kuil Luxor 
A-mon.

Di depan kuil berdiri sepasang Obelisk

Firaun Mesir mempersembahkan kemenangan peperangannya yang gemilang kepada Dewa pelindungnya. Kuil merupakan tempat persembahan dan penghormatan kepada Dewa. Selain terdapat patung Firaun yang berdiri tegak di depan kuil Dewata, pasti berdiri pula sepasang obelisk.   

Obelisk, piramida, kuil dan mummi sama-sama memiliki sekitar 4.000 tahun sejarah dan merupakan lambang keperkasaan kekuasaan imperium Mesir. Sejak masa Kerajaan Mesir Tengah (2133 - 1786 SM), para firaun pada tahun kejayaan mereka atau sewaktu mengagungkan kemenangannya biasanya juga mendirikan tugu peringatan.

Obelisk berbentuk pilar segi empat panjang dan berujung runcing, dari bawah hingga atas semakin mengecil, bentuk pilar yang mengerucut ke atas seperti itu mirip benar dengan sebersit sinar. Ujungnya berbentuk mirip piramida, dibungkus dengan campuran metal emas, tembaga atau perak. Tatkala matahari terbit dari timur dan menyinari ujung obelisk, sinarnya berkilauan bagaikan mentari. Itulah mengapa orang Mesir kuno memandang obelisk sebagai penjelmaan Dewa Matahari.

Pada empat sisi tugu terpahat piktograf kuno, untuk menjelaskan tiga macam tujuan yang berlainan: Keagamaan (acap kali digunakan untuk persembahan kepada Dewa Matahari, Amon), Monumen (seringkali digunakan untuk mengenang masa pemerintahan sang firaun) dan Dekorasi.
Para teknisi 
menggunakan pompa diesel dan lift model kerekan raksasa untuk mengerek 
obelisk dengan sukses. Kanan: Sebagai peringatan, proses penegakan dan 
transportasi diukir pada landasan obelisk.

Sedangkan pada sepasang tugu itu tercatat kisah keberhasilan Firaun Ramses zaman Mesir kuno. Pada badan tugu terpahat ke arah vertikal 3 baris piktograf yang mengisahkan tentang kesuksesan Firaun Ramses II dan Ramses III.

Ujung piramida obelisk Luxor dipercaya telah dilarikan dari Mesir jauh pada abad-6 SM, saat Persia mengagresi Mesir. Itulah sebabnya mengapa masa awal obelisk didirikan di Plasa de la Concord tanpa ujung keemasan. Pada 14 Mei 1998, masa pemerintahan Presiden Chirac, ujung tugu tembaga disepuh emas, diorganisir dan ditempatkan pada tempat semestinya. Pada dasar tugu terdapat sebuah model piramida kecil yang di atasnya tergrafir asal usul ujung baru tersebut.  

Lalu bagaimana dengan nasib obelisk kedua yang tidak dikirim ke Prancis? Hingga kini ia masih berada di depan pintu utama Kuil Luxor A-mon. Setelah 7 tahun pertama masa jabatan Presiden Francois Mitterrand (1981-1987), barulah saudara kembar itu secara resmi dikembalikan kepada Mesir. Demikianlah akhir nasib kedua obelisk yang telah berpisah sekian lama.


Obelisk berfungsi sebagai sebuah jam bayangan matahari (Sundial), sedangkan Plasa de la Concord merupakan sebuah bidang proyeksi bayangan. Bayangan raksasa terproyeksi di atas lapangan dan seiring dengan pergerakan matahari, seolah bagaikan jarum jam raksasa yang mengkristalkan satu demi satu detik waktu menjadi sebuah sejarah. Menghitung keabadian Dewa Matahari dan kemuliaan Firaun, sekaligus menjadi duta bisu yang meneruskan peradaban ribuan tahun Mesir kuno. (Yi Wen/The Epoch Times/whs)

http://erabaru.net/sejarah/56-sejarah/12959-170-tahun-perpisahan-sepasang-tugu-kembar