Searching...

Lobi Weismann dalam Deklarasi Balfour Inggris


Pemerintahan Sri Baginda Raja memandang positif pendirian tanah air untuk orang-orang Yahudi di Palestina, dan akan menggunakan usaha keras terbaik untuk memfasilitasi tercapainya tujuan ini, (karena) bisa dipahami dengan jelas bahwa tidak ada satu pun prasangka boleh dilayangkan kepada komunitas non-Yahudi di Palestina, atau pun kepada status politik dan hak yang telah dimiliki kaum Yahudi di berbagai negara Begitulah isi Deklarasi Balfour yang kemudian jadi awal pemantik bara konflik Arab-Israel. Banyak pihak mengatakan, bara konflik ini pula yang puluhan tahun kemudian melebar skupnya sampai ke Lebanon. Surat ber-kop Departemen Luar Negeri Inggris itu dilayangkan Menlu Arthur James Balfour kepada Lord Rothschild, pada 2 November 1917. Deklarasi ini adalah jawaban atas lobi Rothschild yang gencar dilakukan kepada Pemerintah Inggris. Balfour menulis pula, bahwa dirinya akan sangat berterima kasih jika Rothschild dapat mehyampaikannya kepada Federasi Zionis. Rothschild sendiri dikenal sebagai pemimpin komunitas Yahudi di Inggris.


Image and video hosting by TinyPic


Kemunculan deklarasi ini juga tak bisa lepas dari peran seorang Yahudi bernama Dr Chaim Weismann. la adalah ahli kimia yang juga pemimpin jurubicara organisasi Zionis di Inggris. Weismann inilah sesungguhnya yang menjadi penakluk Arthur Balfour, la memiliki posisi tawar yang tinggi karena kemenangan Inggris dalam Perang Dunia I tak bisa lepas dari bahan kimia temuannya. Weismann tak lain adalah penemu acetone, cairan kimia yang diperlukan dalam proses pembuatan cordite - propelan eksplosif yang amat diperlukan dalam semua persenjataan Inggris.Sedemikian berharganya larutan itu sampai-sampai, usai Perang Dunia I, PM Inggris David Lloyd-George merasa perlu berterima kasih kepada-Weismann, memberinya uang, dan berjanji akan memenuhi apa saja permintaan yang diajukan. Kesem-patan inilah yang tak disia-siakan Weismann Ketika tawaran itu diajukan, Weismann pun langsung menyambut. "Hanya satu yang saya inginkan," ucapnya kepada David Lloyd-George. "Hal itu adalah "rumah" untuk "saudara-saudara saya"," lanjutnya. Setelah membayar sejumlah uang untuk temuannya, permintaan khusus itu kemudian menjadi perhatian utama Kabinet Inggris. Sebagai menteri luar negeri, Balfour sendiri sernpat tertegun dengan permintaan itu. "Kenapa harus Palestina?" tanya Tuan Balfour, kalau pun saya menginginkan Paris atau London, apakah Anda akan berikan?" jawab, Weismann. "Kenapa tidak?" timpal Balfour."Itu benar, tapi kami sudah terlanjur memiliki Jerusalem, jauh ketika London masih berupa rawa," tandas Weismann. Balfour bukannya tak pernah menyadari betapa kontroversialnya deklarasi itu. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan frase "tanah air" untuk menggantikan "negara" - seperti yang diminta Zionis Inggris. Penegasan tentang hal ini bahkan dicantumkan pula dalam Buku Putih Churchill yang diterbitkan pada 1922. Inggris rupanya berusaha mati-matian agar deklarasi tersebut tak disalahartikan sebagai alat penyokong pembentukan negara Yahudi di Israel. Namun, upaya ini toh tak menemukan arti apa-apa. Israel, sebagai sebuah negara, kemudian dideklarasikanpada 14Mei 1948 dan David Ben-Gurion diangkat sebagai PM pertama. Pendiriannya diakui banyak negara dan mendapat restu dari PBB. (credit for angkasa)

Image and video hosting by TinyPic


http://achtungpanzer.blogspot.com/2009/06/lobi-weismann-dalam-deklarasi-balfour.html