"Kaum Luth pun telah mendustakan
ancaman-ancaman (Nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada
mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali
keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar
menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah
memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka
mendustakan
ancaman-ancaman itu.
" (QS. Al Qamar, 54: 33-36) !
Luth hidup semasa dengan Ibrahim. Luth diutus sebagai rasul atas
salah satu kaum tetangga Ibrahim. Kaum ini, sebagaimana di-utarakan
oleh Al Quran, mempraktikkan perilaku menyimpang yang belum dikenal
dunia saat itu, yaitu sodomi. Ketika Luth menyeru mereka untuk
menghentikan penyimpangan tersebut dan menyampai-kan peringatan Allah,
mereka mengabaikannya, mengingkari kenabi-annya, dan meneruskan
penyimpangan mereka. Pada akhirnya kaum ini dimusnahkan dengan bencana
yang mengerikan.
Kota kediaman Luth, dalam Perjanjian Lama disebut sebagai kota
Sodom. Karena berada di utara Laut Merah, kaum ini diketahui telah
di-hancurkan sebagaimana termaktub dalam Al Quran. Kajian arkeologis
mengungkapkan bahwa kota tersebut berada di wilayah Laut Mati yang
terbentang memanjang di antara perbatasan Israel-Yordania.
Sebelum mencermati sisa-sisa dari bencana ini, marilah kita lihat
mengapa kaum Luth dihukum seperti ini. Al Quran menceritakan bagai-mana
Luth memperingatkan kaumnya dan apa jawaban mereka:
"Kaum Luth telah mendustakan rasulnya, ketika saudara mereka Luth,
berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa?".
Sesungguhnya aku
adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali
tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah
dari Tuhan semesta alam. Mengapa ka-mu mendatangi jenis lelaki di
antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu
untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka
menjawab "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar
kamu termasuk orang yang diusir". Luth berkata 'Sesungguhnya aku sangat
benci kepada perbuatanmu '." (QS. Asy-Syu'araa', 26: 160-168 ) !
Sebagai jawaban atas ajakan ke jalan yang benar, kaum Luth justru
mengancamnya. Kaumnya membenci Luth karena ia menunjuki mereka jalan
yang benar, dan bermaksud menyingkirkannya dan orang-orang yang beriman
bersamanya. Dalam ayat lain, kejadian ini dikisahkan se-bagai berikut:
"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah )
tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan
faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia
ini) sebelummu?". Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk
melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu
ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya
mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan para pengikutnya) dari kotamu
ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura
mensucikan diri ." (QS. Al A'raaf, 7: 80-82) !
Luth menyeru kaumnya kepada sebuah kebenaran yang begitu nyata dan
memperingatkan mereka dengan jelas, namun kaumnya sama sekali tidak
mengindahkan peringatan macam apa pun dan terus menolak Luth dan tidak
mengacuhkan azab yang telah ia sampaikan kepada mereka:
"Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya: "Sesungguh-nya
kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang sebelumnya
belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu".
Apakah sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki, menyamun, dan
mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?" Maka jawaban
kaumnya tidak lain hanya menga-takan: "Datangkanlah kepada kami azab
Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar." ( QS. Al 'Ankabuut,
29: 28-29) !
Karena menerima jawaban sedemikian dari kaumnya, Luth meminta pertolongan kepada Allah.
"Ia berkata: "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab)
atas kaum yang berbuat kerusakan itu." (QS. Al 'Ankabuut, 29: 30) !
"Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan." ( QS. Asy-Syu'araa', 26:169) !
Atas doa Luth tersebut, Allah mengirimkan dua malaikat dalam wu-jud
manusia. Kedua malaikat ini mengunjungi Ibrahim sebelum menda-tangi
Luth. Di samping membawa kabar gembira kepada Ibrahim bahwa istrinya
akan melahirkan seorang jabang bayi, kedua utusan itu menjelas-kan
alasan pengiriman mereka: Kaum Luth yang angkara akan dihan-curkan:
"Ibrahim bertanya, "Apakah urusanmu hai para utusan?" Mereka
menjawab, "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum
Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah yang
(keras), yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk (membi-nasakan)
orang-orang yang melampaui batas." (QS. Adz-Dzaariyaat, 51: 31-34) !
"Kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan
menyelamatkan mereka semuanya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan
bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal
(bersama-sama dengan orang kafir lainnya)." (QS. Al Hijr, 15: 59-60) !
Setelah meninggalkan Ibrahim, para malaikat yang dikirim sebagai
utusan lalu mendatangi Luth. Karena belum pernah bertemu utusan
sebe-lumnya, Luth awalnya merasa khawatir, namun kemudian ia merasa
te-nang setelah berbicara dengan mereka.
"Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepa-da
Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena keda-tangan
mereka, dan dia berkata, "Inilah hari yang amat sulit." (QS. Huud, 11:
77) !
"Ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak
di-kenal". Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepa-damu
dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. Dan ka-mi datang
kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang yang
benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu,
dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorang pun di antara
kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang
diperintahkan kepadamu". Dan Kami telah wahyukan kepadanya (Luth)
perkara itu, yaitu bah-wa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh."
(QS. Al Hijr, 15 : 62-66) !
Sementara itu, kaum Luth telah mengetahui bahwa ia kedatangan tamu.
Mereka tidak ragu-ragu untuk mendatangi tamu-tamu tersebut de-ngan niat
buruk sebagaimana terhadap yang lain-lain sebelumnya. Mere-ka
mengepung rumah Luth. Karena khawatir atas keselamatan tamunya, Luth
berbicara kepada kaumnya sebagai berikut:
"Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka jangan-lah
kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan
janganlah kamu membuat aku terhina." (QS. Al Hijr, 15 : 68-69) !
Kaum Luth menjawab dengan marah:
"Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (me-lindungi) manusia." (QS. Al Hijr, 15: 70) !
Merasa bahwa ia dan tamunya akan mendapatkan perlakuan keji, Luth berkata:
"Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku
dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu akan aku lakukan)."
(QS. Huud, 11: 80) !
"Tamu"-nya mengingatkannya bahwa sesungguhnya mereka adalah utusan Allah dan berkata:
"Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah
utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan da-pat mengganggu
kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut kamu di
akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang
tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang
menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka
ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat ?" (QS. Huud, 11 :
81) !
Ketika kelakuan jahat warga kota memuncak, Allah menyelamatkan Luth
dengan perantaraan malaikat. Pagi harinya, kaum Luth dihancur-leburkan
dengan bencana yang sebelumnya telah ia sampaikan.
"Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan)
tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah
azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya
mereka ditimpa azab yang kekal." (QS. Al Qamar, 54: 37-38) !
Ayat yang menerangkan penghancuran kaum ini sebagai berikut :
"Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, keti-ka
matahari akan terbit. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik
ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu belerang yang keras.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Kami) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya
kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui
manusia)." (QS. Al Hijr, 15: 73-76) !
"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu
yang atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan (batu
belerang) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda
oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang
zalim." (QS. Huud, 11: 82-83) !
"Kemudian Kami binasakan yang lain, dan Kami hujani mereka dengan
hujan (batu belerang), maka amat kejamlah hujan yang menimpa
orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguh-nya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah
kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesung-guhnya Tuhanmu, benar-benar
Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang." (QS. Asy-Syu'araa', 26:
172-175) !
Ketika kaum tersebut dihancurkan, hanya Luth dan pengikutnya, yang
tidak lebih dari "sebuah keluarga", yang diselamatkan. Istri Luth
sendiri juga tidak percaya, dan ia juga dihancurkan.
"Dan (Kami juga yang telah mengutus) Luth (kepada kaumnya).
(Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan
perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerja-kan oleh seorang
pun (di dunia ini) sebelumnya?". Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki
untuk melepaskan nafsumu (kepada mere-ka), bukan kepada wanita, malah
kamu ini adalah kaum yang me-lampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain
hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari
kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura
me-nyucikan diri". Kemudian Kami selamatkan dia dan
pengikut-pengi-kutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang
tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu
belerang), maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
memperturutkan dirinya dengan dosa dan kejahatan itu." (QS. Al A'raaf,
7: 80-84) !
Demikianlah, Nabi Luth diselamatkan bersama para pengikut dan
keluarganya, kecuali istrinya. Sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian
Lama, ia (Luth) berimigrasi bersama Ibrahim. Akan halnya kaum yang
sesat itu, mereka dihancurkan dan tempat tinggal mereka diratakan
de-ngan tanah.
"Tanda-Tanda yang Nyata" di Danau Luth
Ayat ke-82 Surat Huud dengan jelas menyebutkan jenis bencana yang
menimpa kaum Luth. "Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri
Kaum Luth itu yang atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani
mereka dengan (batu belerang) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi."
Pernyataan "menjungkirbalikkan (kota)" bermakna kawasan terse-but
diluluhlantakkan oleh gempa bumi yang dahsyat. Sesuai dengan ini, Danau
Luth, tempat penghancuran terjadi, mengandung bukti "nyata" dari
bencana tersebut.
Kita kutip apa yang di-katakan oleh ahli arkeologi Jerman bernama Werner Keller, sebagai berikut:
Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis
me-lewati daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorrah,
dalam sa-tu hari terjerumus ke ke-dalaman. Kehancuran mereka terjadi
melalui se-buah peristiwa gempa bu-mi dahsyat yang mung-kin disertai
dengan letus-an, petir, keluarnya gas alam serta lautan api.13
Malahan, Danau Luth, atau yang lebih dikenal dengan Laut Mati,
ter-letak tepat di puncak suatu kawasan seismik aktif, yaitu daerah
gempa bumi:
Dasar dari Laut Mati berdekatan dengan runtuhan yang berasal dari
peristi-wa tektonik. Lembah ini terletak pada sebuah tegangan yang
merentang antara Danau Taberiya di Utara dan tengah-tengah Danau Arabah
di Selatan.14
Peristiwa tersebut dilukiskan dengan "Kami menghujani mereka de-ngan
batu belerang keras sebagaimana tanah liat yang terbakar secara
bertubi-tubi" pada bagian akhir ayat. Ini semua mungkin berarti letusan
gunung api yang terjadi di tepian Danau Luth, dan karenanya cadas dan
batu yang meletus berbentuk "terbakar" (kejadian serupa diceritakan
da-lam ayat ke-173 Surat Asy-Syu'araa' yang menyebutkan: "Kami
menghu-jani mereka (dengan belerang), maka amat kejamlah hujan yang
menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.")
Berkaitan dengan hal ini, Werner Keller menulis :
Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur
lama sepanjang patahan. Di lembah yang tinggi di Jordania dekat Bashan
masih terdapat kawah yang menjulang dari gunung api yang sudah mati;
bentangan lava yang luas dan lapisan basal yang dalam yang telah
terdeposit pada permukaan batu kapur.15
Lava dan lapisan basal merupakan bukti terbesar bahwa letusan
gu-nung api dan gempa bumi pernah terjadi di sini. Bencana yang
dilukiskan dengan ungkapan "Kami menghujani mereka dengan batu belerang
keras sebagaimana tanah liat yang terbakar secara bertubi-tubi" dalam
Al Quran besar kemungkinan menunjuk letusan vulkanis ini, dan Allah-lah
Yang Mahatahu. Ungkapan "Ketika firman Kami telah terbukti, Kami
jungkir-balikkan (kota)", dalam ayat yang sama, mestilah menunjuk pada
gempa bumi yang meng-akibatkan letusan gunung api di atas permukaan
bu-mi dengan akibat yang dahsyat, serta retakan dan reruntuhan yang
diaki-batkannya, dan hanya Allah yang mengetahui kebenarannya.
"Tanda-tanda nyata" yang disampaikan oleh Danau Luth tentu sangat
menarik. Umumnya, ke-jadian yang diceritakan dalam Al Quran terjadi di
Timur Tengah, Jazirah Arab, dan Mesir. Tepat di tengah-tengah semua
ka-wasan ini terletak Danau Luth. Danau Luth, serta sebagian peristiwa
yang terjadi di sekitarnya, pa-tut mendapat perhatian secara geologis.
Danau tersebut diperkirakan berada 400 meter di bawah permukaan Laut
Tengah. Karena lokasi ter-dalam dari danau tersebut adalah 400 meter,
dasarnya berada di keda-laman 800 meter di bawah Laut Tengah. Inilah
titik yang terendah di seluruh permukaan bumi. Di daerah lain yang
lebih rendah dari permu-kaan laut, paling dalam adalah 100 meter. Sifat
lain dari Danau Luth adalah kandungan garamnya yang sangat tinggi,
kepekatannya hampir mencapai 30%. Oleh karena itu, tidak ada organisme
hidup, semacam ikan atau lumut, yang dapat hidup di dalam danau ini.
Hal inilah yang menyebabkan Danau Luth dalam literatur-literatur Barat
lebih sering disebut sebagai " Laut Mati".
Kejadian yang menimpa kaum Luth, yang disebutkan dalam Al Quran
berdasarkan perkiraan terjadi sekitar 1.800 SM. Berdasarkan pada
penelitian arkeologis dan geologis, peneliti Jerman Werner Keller
mencatat bahwa kota Sodom dan Gomorah benar-benar berada di lembah
Siddim yang merupakan daerah terjauh dan terendah dari Danau Luth, dan
bahwa pernah terdapat situs yang besar dan dihuni di daerah itu.
Karakteristik paling menarik dari struktur Danau Luth adalah bukti
yang menunjukkan bagaimana peristiwa bencana yang diceritakan dalam Al
Quran terjadi:
Pada pantai timur Laut Mati, semenanjung Al Lisan menjulur seperti
lidah jauh ke dalam air. Al Lisan berarti "lidah" dalam ba-hasa Arab.
Dari daratan tidak tampak bahwa tanah berguguran di bawah permukaan air
pada su-dut yang sangat luar biasa, me-misahkan laut menjadi dua
ba-gian. Di sebelah kanan semenan-jung, lereng menghunjam tajam ke
kedalaman 1200 kaki. Di sebe-lah kiri semenanjung, secara luar biasa
kedalaman air tetap dang-kal. Penelitian yang dilakukan beberapa tahun
terakhir ini menunjukkan bahwa kedalam-annya hanya berkisar antara 50 -
60 kaki. Bagian dangkal yang luar biasa dari Laut Mati ini, mulai dari
semenanjung Al Lisan sampai ke ujung paling Selatan, dulunya merupakan
Lembah Siddim.16
Werner Keller menenggarai bahwa bagian dangkal ini, yang ditemu-kan
terbentuk belakangan, merupakan hasil dari gempa bumi dahsyat yang
telah disebutkan di atas. Di sinilah Sodom dan Gomorah berada, yakni
tempat kaum Luth pernah hidup.
Suatu ketika, daerah ini dapat dilintasi dengan berjalan kaki. Namun
sekarang, Lembah Siddim, tempat Sodom dan Gomorah dahulunya ber-ada,
ditutupi oleh permukaan datar bagian Laut Mati yang rendah. Ke-runtuhan
dasar danau akibat bencana alam mengerikan yang terjadi di awal alaf
kedua sebelum Masehi mengakibatkan air garam dari utara mengalir ke
rongga yang baru terbentuk ini dan memenuhi lembah sungai dengan air
asin.
Jejak-jejak Danau Luth dapat terlihat.... Jika seseorang bersampan
me-lintasi Danau Luth ke titik paling utara dan matahari sedang
bersinar pada arah yang tepat, maka ia akan melihat sesuatu yang sangat
me-nakjubkan. Pada jarak tertentu dari pantai dan jelas terlihat di
bawah permukaan air, tampaklah gambaran bentuk hutan yang diawetkan
oleh kandungan garam Laut Mati yang sangat tinggi. Batang dan akar di
bawah air yang berwarna hijau berkilauan tampak sangat kuno. Lembah
Siddim, di mana pepohonan ini dahulu kala bermekaran daunnya menutupi
batang dan ranting merupakan salah satu tempat terindah di daerah ini.
Aspek mekanis dari bencana yang menimpa kaum Luth diungkapkan oleh para
peneliti geologi. Mereka mengungkapkan bahwa gempa bumi yang
menghancurkan kaum Luth terjadi sebagai akibat rekahan yang sangat
panjang di dalam kerak bumi (garis patahan) sepan-jang 190 km yang
membentuk dasar sungai Sheri'at. Sungai Sheri'at membuat air terjun
sepanjang 180 meter keseluruhannya. Kedua hal ini dan fakta bahwa Danau
Luth berada 400 meter di bawah permukaan laut adalah dua bukti penting
yang menunjukkan bahwa peristiwa geologis yang sangat hebat pernah
terjadi di sini.
Struktur Sungai Sheri'at dan Danau Luth yang menarik hanya merupakan
sebagian kecil dari re-kahan atau patahan yang melintas dari kawasan
bumi tersebut. Kon-disi dan panjang rekahan ini baru ditemukan
akhir-akhir ini.
Rekahan tersebut berawal da-ri tepian Gunung Taurus, meman-jang ke
pantai selatan Danau Luth dan berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk
Aqaba dan terus melintasi Laut Merah, dan ber-akhir di Afrika. Di
sepanjangnya teramati kegiatan-kegiatan vulkanis yang kuat. Batuan
basal hitam dan lava terdapat di Gunung Galilea di Israel, daerah
dataran tinggi Yordan, Teluk Aqaba, dan daerah sekitarnya.
Seluruh reruntuhan dan bukti geografis tersebut menunjukan bahwa
bencana geologis dahsyat pernah terjadi di Danau Luth. Werner Keller
menulis:
Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis
me-lewati daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorrah,
dalam satu hari terjerumus ke kedalaman. Kehancuran mereka terjadi
melalui sebu-ah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai
dengan letusan, petir, keluarnya gas alam serta lautan api. Pergeseran
patahan membang-kitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur lama
sepanjang patahan. Di lembah yang tinggi di Jordania dekat Bashan masih
terdapat kawah yang menjulang dari gunung api yang sudah mati;
bentangan lava yang luas dan lapisan basal yang dalam yang telah
terdeposit pada permukaan batu kapur.17
National Geographic edisi Desember 1957 menyatakan sebagai berikut:
Gunung Sodom, tanah gersang dan tandus muncul secara tajam di atas
Laut Mati. Belum pernah seorang pun menemukan kota Sodom dan Gomorrah
yang dihancurkan, namum para akademisi percaya bahwa mereka berada di
lembah Siddim yang melintang dari tebing terjal ini. Kemungkinan air
bah dari Laut Mati menelan mereka setelah gempa bumi.18
13- Werner Keller Und die Bibel hat doch recht (The Bible as History;
a Confirmation of the Book of Books), New York: William Morrow, 1964
p. 75-76
14- “Le Monde de la Bible”, Archeologie et Histoire, July-August 1993.
15- Werner Keller Und die Bibel hat doch recht (The Bible as
History; a Confirmation of the Book of Books), New York: William
Morrow, 1964, p. 76
16- Ibid, pp. 73-74
17- Ibid, pp. 75-76
18- G. Ernest Wright, “Bringing Old Testament Times to Life”, National Geographic, Vol. 112, December 1957, p.
harun yahya