Searching...

Sekilas Tentang Krisis Rudal Kuba 1962



Krisis Rudal Kuba adalah sebuah krisis yang terjadi antara tahun 1962 yang terjadi sebagai akibat dari Perang Dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Krisis ini terjadi setelah terungkap fakta bahwa Amerika Serikat telah mensponsori sebuah serangan ke Teluk Babi milik Kuba, sebuah negara komunis di Laut Karibia. Meskipun gagal, penyerbuan ini telah menimbulkan kemarahan Uni Soviet, sebagai pemimpin komunis dunia, maupun rakyat Kuba sendiri.
Pada bulan September 1962, Nikita Khruschev, Perdana Menteri Uni Soviet, menyatakan kepada Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy bahwa setiap serangan berikutnya terhadap Kuba akan dinilai sebagai tindakan perang. Tidak lama kemudian, Uni Soviet segera menempatkan rudal-rudal berukuran sedang yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir di Kuba. Rudal-rudal tersebut mengancam AS karena kemampuan merusaknya yang dapat menghancurkan sebuah kota besar dalam waktu singkat setelah diluncurkan. Pada tanggal 22 Oktober 1962, Kennedy muncul di muka publik dan menuntut Uni Soviet untuk menarik rudal-rudalnya atau AS akan menyerang Kuba. Maka, dimulailah minggu-minggu yang dikenal dengan sebutan Krisis Rudal Kuba ini.
Negosiasi di antara dua musuh bebuyutan ini terjadi dengan alot karena kedua belah pihak merasa siap untuk berperang dan tidak mau mengurangi tuntutannya. Kapal-kapal perang Amerika mengepung Kuba untuk memaksakan sebuah "karantina" terhadap semua pelayaran milik kuba; pesawat-pesawat pengebom mencari posisi di Florida dan bersiaga menghadapi serangan udara. Untungnya, pada tanggal 28 Oktober 1962, Khruschev menyatakan bahwa Uni Soviet bersedia memindahkan nuklirnya asalkan AS berjanji tidak akan menyerbu Kuba.
Sumber: http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=26653

Berguru Pada 3 Strategi Perang yang Ampuh Dari China




Negara China mempunyai sejarah yang panjang dalam hal peperangan antar kerajaannya. Sehingga banyak orang pintar yang menjadi penasehat perang atau para jendral harus mengadu strategi untuk memenangkan sebuah peperangan. Di antaranya yang paling terkenal adalah Sun Tzu, Sun Bing, Qin Shi Huang, Liu Bang, Cao-Cao, Zhuge Liang , dll. Nah tulisan kali ini kita hanya akan membahas 3 strategi perang China jaman dulu yang dikembangkan dan dipraktekkan di jaman modern ini terutama di Indonesia. Kenapa cuma tiga ? Karena ada ribuan atau mungkin ratusan ribu strategi perang yang mereka terapkan jaman dulu yang tidak mungkin kita bahas satu persatu. Nah apa-apa saja strategi perangnya itu ? Mari kita bahas satu persatu.
1. Untuk menaklukan dunia saya tidak perlu memiliki seribu pasukan tetapi saya hanya butuh satu anak perempuan yang paling cantik di negeri ini. (Sun Tzu)
Maksud dari tulisan ini adalah :
Pada jaman dahulu di negeri China seorang Kaisar dapat memiliki selir hingga mencapai 200 orang. Bagi yang memiliki anak perempuan yang cantik dapat di ajukan ke Kaisar untuk dipersunting sebagai selir. Nah kalau kita memiliki seorang anak perempuan yang cantik bahkan paling cantik di negeri itu maka otomatis pasti akan dijadikan selir oleh Kaisar. Dan dengan menjadi yang tercantik dari semua selir yang di miliki Kaisar maka tentunya akan menjadi selir kesayangan Kaisar yang mana akan dipenuhi semua permintaannya oleh Kaisar. Jadi dengan begitu kita bisa memerintah kerajaan melalui sang anak.
Jadi inti dari seni perang ini adalah mempergunakan daya tarik wanita atau di negeri China dikenal dengan strategi " JEBAKAN WANITA CANTIK "
Bagaimana hal ini dipraktekan di jaman modern ?
Teori ini dikembangkan dengan baik di bidang pemasaran dan politik. Kita bisa lihat bagaimana tenaga-tenaga wanita dijadikan Sales Promotion Girls untuk menarik pembeli atau pengunjung suatu event dan bagaimana tenaga wanita juga dijadikan Lady Escourt yang kerjanya melakukan lobby kepada klien guna memenangkan sebuah tender. Selain dari pada itu kita juga mendengar wanita dimanfaatkan untuk menghancurkan karir seseorang dengan memakai jasa mereka sebagai pembuat scandal kepada lawan bisnis atau politik.
2. Setelah sampai didaerah musuh bakar kapal dan buang persediaan makan. (Xiang Yu)
Maksud dari teori ini adalah :
Ketika seorang Jendral kejam yang bernama Xiang Yu ingin memaksa anak buahnya berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan maka cara yang ditempuhnya adalah dengan mengancam kelangsungan hidup dari para tentaranya dengan membakar kapal untuk mereka pulang serta membuang semua perbekalan untuk makan mereka. Sehingga kalau mereka tetap ingin hidup jalan satu-satunya adalah memenangkan perang. Karena kalau mereka dapat memenangkan peperangan berarti mereka dapat merampas semua kebutuhan yang mereka butuhkan dari pihak musuh yang kalah.
Di jaman modern strategi ini dipraktekan di bidang perdagangan atau lebih tepatnya di bidang Ketenaga kerjaan. Cara yang dilakukan pengusaha atau perusahaan adalah dengan memberikan gaji yang kecil dan pas-pasan kepada karyawan agar mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan baru bisa mencukupi kebutuhan mereka kalau mereka mencapai target yang ditentukan perusahaan dengan imbalan bonus dari pencapaian target. Jadi dengan gaji yang pas-pasan atau malah kurang, maka tanpa disuruhpun para pegawai mereka akan bekerja mati-matian untuk mencapai target yang ditentukan agar menerima bonus yang dijanjikan perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
3. Tempat yang paling aman adalah tempat yang paling berbahaya. ( Sam Kok )
Apa maksud dari tulisan diatas ?
Maksudnya adalah ketika melakukan pencurian di istana kaisar maka tempat yang paling aman bersembunyi adalah di istana itu sendiri. Kenapa ??? Karena kebiasaan orang mencuri di istana kaisar pasti sudah lari terbirit-birit dengan memakai jurus langkah sejuta. Karena kalau ketahuan mencuri akan langsung di hukum pancung atau disiksa sampai mati . Maka dengan tetap di istana bahkan berteriak maling dan ikut serta dalam pencarian pencuri itu maka pasti orang tidak akan menyangka bahwa dialah yang melakukan pencurian karena semua orang tidak akan mempuyai nyali seperti itu.
Dijaman sekarang ini strategi perang ini malah lebih sering kita temukan di Indonesia. Para pejabat atau pemilik kekuasaan yang melakukan korupsi akan lebih dulu teriak maling kepada orang lain dan bertindak seakan-akan ingin memberantas korupsi agar orang menyangka dirinya bersih dari korupsi. Orang sudah pasti akan berpaling kepada orang yang diteriakan dari pada kepada dirinya yang pura-pura bersih bahkan orang akan mendukungnya atas usahanya memberantas korupsi padahal dialah biang dari korupsi itu.
Dari tulisan diatas kita dapat melihat bahwa strategi perang China jaman dahulu tersebut telah dimodif sedemikian rupa agar dapat dipergunakan di abad modern ini . Tetapi yang sangat disayangkan mereka menggunakannya untuk kepentingan dan keperluan yang negatif.
Sumber: http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=23203

Yahudi Vs Yahudi ?



Apa yang terjadi di Wall Street, Manhattan, New York mirip dengan yang terjadi Rothschild Boulevard, Tel Aviv, Israel. Mereka berkemah di pusat jantung ekonomi di kedua negara. Gerakan mereka mengambil tema yang sama, tentang keserakahan orang-orang kaya, yang mengakibatkan kehancuran ekonomi global dan ketidak adilan serta kesengsaraan.
Mulal-mula gerakan anti-kapitalis tidak memiliki pemimpin dan tujuan yang jelas? Di Rothschild Boulevard dan Wall Street, mula gerakan berlangsung tidak ada seorangpun agitator, setidaknya di hari-hari awal mereka, sampai mereka bersatu dan memiliki pandangan yang sama, yaitu menjadi gerakan anti kapitalis atau orang kaya yang serakah.
Tetapi, baik di Rothschild Boulevar dan Wall Street, muncul tokoh George Soros. George Soros disebut-sebut mendanai gerakan yang ada di Rothscild Boulevard, Tel Aviv dan Wall Street di Manhattan, New York. Soros bersama dengan miliarder Slim-Fast dan aktivis perdamaian Danny Abraham, sekarang membuat para pemimpin ekonomi dunia, terutama dari kalangan orang kaya Yahudi, bagi mereka sangat menakutkan.
George Soros, seorang philantropis dunia, melalui lembaga yang sangat terkenal "The Open Society Institute", berkerja di seantero jagad. Di Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa, dan Rusia, Asia, dan Timur Tengah, perubahan di seluruh kawasan itu, tidak terlepas dari tangan George Soros.
George Soros, berada di balik krisis ekonomi Asia, di tahun l998, yang mengakibatkan terjadinya perubahan politik regional, dan bergugurannya rezim-rezim di kawasan itu. Kemudian, muncul gerakan pro-demokrasi, yang menumbangkan sejumlah rezim otoritarian di Asia. Tetapi, Soros bukan hanya menukangi perubahan politik di Asia, tetapi terlibat dalam perubahan politik di Eropa Timur dan Rusia.
Semuanya, di kawasan itu di dorong lahirnya kekuatan baru, rezim-rezim baru yang bercorak demokratik. Lahir partai-partai politik, pemilihan, parlemen, dan pemerintahan campuran (kuasi) sipil dan militer, yang lebih terbuka. Inilah langkah awal dari gerakan yang di lakukan "The Open Society Institute" dari George Soros.
George Soros dianggap menjadi arsitek gerakan demonstrasi di Rotschild Boulevard, yang dilakukan para aktivis kiri Israel, yang sangat keras menentang ekonomi model kapitalis, yang dijalankan pemerintahan Netanyahu, yang sangat konservatif. Mereka mengutuk para bankir, yang sangat memanjakan orang-orang kaya, sementara itu nasib mereka - para Yahudi Eropa yang miskin, tak dapat hidup layak di Tel Aviv.
Tetapi, gerakan yang menduduki jantung ekonomi itu, bukan hanya berlangsung di Tel Aviv, tetapi terus merambah ke seluruh penjuru bumi. Sesudah di Tel Aviv, gerakan itu, kemudian menduduki jantung ekonomi Amerika Serikat, Wall Street, dan sekarang gerakan mereka sudah memasuki hari yang ke 30. Tanpa diketahui kapan akan berakhir gerakan itu. Gerakan menduduki Wall Street itu, menyeruak ke seluruh negara bagian Amerika, dan sekarang masuk ke jantung-jantung kota di Eropa.
London, Berlin, Madrid, Roma, Paris, Athena, Spanyol, Belgi, dan hampir seluruh ibukota Eropa sekarang menghadapi gerakan aksi menentang kapitalisme. Di Roma seorang perempuan membawa poster yang bertuliskan "Kapitalism is the religion", ungkap mereka. Betapa mereka sekarang menentang keserakahan dari kapitalisme.
Para pemimpin "Tea Party" sangat marah dengan gerakan yang sekarang menduduki Wall Street. Demikian juga para pemukim Yahudi, mereka sangat bingung dengan gerakan yang berada di Rotschild Boulevard, yang mereka tuduh sebagai Yahudi sekular, yang terus meneriakkan anti orang kaya di Tel Aviv, sampai Sabtu malam.
Para pakar konservatif menuduh mereka yang menduduki Wall Street, adalah gerakan anti-Semit. Karena gerakan yang mereka lakukan terus-menerus, sekarang mengguncang kepentingan Yahudi secara global. Gerakan di Rotchild Boulevard adalah sayap kiri, atau bahkan lebih buruk, yaitu anti-Zionis. Ini sangat nampak dengan jelas dari bendera, panflet, spanduk, dan artikel mereka yang terbit di media.
Di "media liberal" yang membesar-besarkan gerakan protes, dituduh melemahkan negara dan mengembalikan Sosialisme Trotskis, yang sekarang menjadi trend di seantero dunia. Di Amerika Serikat yang menduduki Wall Street, adalah sayap kiri, yang mempunyai afiliasi politik dengan Partai Demokrat.
Mereka menghantam orang-orang kaya, borjuis Yahudi, yang selama pemerintahan George Walker Bush, selalu dianakemaskan, dan mendapatkan berbagai dukungan, termasuk tidak membayar pajak, dan sekarang mereka mendapatkan dana talangan yang jumlahnya mencapai ratusan miliar dollar.
Sementara kelas menengah Amerika Serikat, mereka harus terlempar dari rumah-rumah mereka, karena tidak mampu lagi membayar kredit mereka kepada bank. Kelas menengah Amerika Serikat semakin banyak yang menganggur, tanpa pekerjaan, tetapi bank-bank mendapatkan kemudahan dan dana talangan yang terus digelontorkan Federal Reserve (The Fed), Bank Sentral Amerika.
Mereka yang mula-mula menduduki Zuccotti Park, Mahattan, atau di Rotschild Boulevard menuntut "keadilan sosial". Gerakan itu menjadi pukulan saraf dan jantung Wall Street, yang menjadi pusat bisnis dan ekonomi kaum kapitalis Yahudi.
Gerakan yang didanai oleh George Soros, nampaknya mendapat dukungan kebanyakan rakyat Amerika. Rakyat Amerika Serikat menganggap gerakan yang sekarang sedang berlangsung di Wall Street itu, mereka nilai sebagi gerakan yang lebih penting.
Di kedua negara Israel dan Amerika Serikat, yang menganut sistem pasar bebas, mereka menjuluki sebagai "kapitalisme jahat" - tampaknya membuat banyak orang marah. Di mana di kedua negara, orang yang kaya menjadi semakin kaya, yang miskin semakin miskin, dan kelas menengah semakin hancur, akibat keserakahan orang-orang kaya Yahudi itu.
Di Israel, empat atau lima konglomerat bersama dengan sepuluh atau dua puluh keluarga kaya menguasai seluruh ekonomi Israel. Sedangkan di Amerika, para demonstran mengutuk orang kaya, yang jumlahnya hanya 1% mendapat dana talangan dari The Fed, yang jumlahnya ratusan miliar, sementara mayoritas 99% rakyat kelas Amerika Serikat tergilas habis.
Di Amerika, situasi politik dan keuangan jauh lebih kompleks. Gerakan yang menduduki Wall Street menjadi "oposisi" terhadap Partai Republik dan pendukungnya yang paling vokal pengecaman keras para demonstran. Anggota Kongres Yahudi, yang terkenal Eric Cantor, gerakan protes di Wall Street itu, sebagai ancaman dari kaum kiri, dan sekarang dimanfaatkan Obama, yang dianggap akan sangat mengerikan bagi orang kaya di Amerika Serikat, di mana Obama akan menaikan pajak.
Di Amerika Serikat dan seantero jagad sedang terjadi perang antar kelas, di antara kelas-kelas orang Yahudi, antara orang Yahudi yang kaya dan serakah menghadapi kelas menengah Yahudi, yang terus tergilas ekonomi kapitalis yang merupakan buah tangan Yahudi.
Anehnya, lagi-lagi George Soros, menjadi faktor pemicu terjadi keributan di seluruh dunia, dan munculnya gerakan protes, yang sekarang menjadi gerakan global. Apa yang ingin dituju George Soros? Wallahu'alam.
Sumber: http://www.eramuslim.com

Arsip Rahasia: Proyek UFO Adolf Hitler Bukan Fantasi



Arsip-arsip amat rahasia Nazi mengungkapkan bahwa fantasi Adolf Hitler yang ingin menciptakan armada UFO Nazi yang bisa menghancurkan London dan New York memang kenyataan.
Perintah itu disampaikan saat pasukan Hitler di berbagai lokasi mundur.
Lokasi yang diduga sebagai tempat produksi UFO Nazi tersebut adalah serangkaian terowongan terowongan yang terkubur di bawah Lembah Jonas di Thuringia, pusat Jerman.
Di bawah komando Jenderal SS (polisi khusus Nazi) Hans Kammler, sejumlah kelompok pekerja budak bekerja keras untuk merealisasikan mimpi Hitler.
Majalah sains Jerman, PM, mengungkapkan betapa canggihnya program tersebut saat para ilmuwan bekerja keras di sejumlah pabrik rahasia untuk memproduksi UFO untuk memenangkan perang.
Majalah itu mengutip keterangan sejumlah saksi mata yang mengaku melihat sebuah piring terbang dengan tanda salib besi Jerman yang terbang rendah di atas Sungai Thames, Inggris, pada 1944 silam.
"Amerika juga menganggap serius keberadaan senjata tersebut. Agaknya, meskin tersebut mampu menempuh jarak 2.000 kilometer pada penerbangan perdananya," demikian dilansir The Sun.
AS yakin bahwa Jerman bisa menggunakan piring terbang untuk menjatuhkan senjata ke New York, sebuah target yang ingin diserang Hitler saat perang berlanjut.
Kala itu, New York Times melaporkan terlihatnya "piring terbang misterius" dengan foto-foto benda tersebut yang terbang dengan kecepatan amat tinggi di atas gedung-gedung di kota itu yang menjulang tinggi.
"Jerman telah menghancurkan sebagian besar berkas yang berisi aktivitas mereka, tapi ada sejumlah petunjuk yang membuktikan bahwa (armada UFO Nazi) memang ada," tambah harian tersebut.
Proyek UFO Nazi dipimpin oleh dua orang insinyur, Rudolf Schriever dan Otto Habermohl, dan berbasis di Praha, Ceko, antara tahun 1941 hingga 1943.
Proyek yang berawal dari sebuah proyek Luftwaffe tersebut akhirnya berada di bawah kendali menteri persenjataan Albert Speer sebelum kembali diambil alih oleh Kammler pada 1944.
Para saksi mata yang ditangkap pasukan sekutu setelah perang mengklaim pernah melihat piring terbang dalam beberapa kejadian.
Joseph Andreas Epp, seorang teknisi yang menjadi konsultan untuk proyek Schriever-Habermohl, mengklaim ada 15 prototipe UFO yang sudah dibuat.
Ia menjelaskan tentang bentuk pesawat berupa kokpit setral yang dikelilngi sayap dan baling-baling yang berputar dan membentuk sebuah lingkaran.
Baling-baling tersebut direkatkan dengan sebuah pita di sisi luarnya dan dibuat berputar dengan roket-roket kecil yang dipasang di sekitar lingkaran.
Ketika kecepatan rotasinya cukup dan piring terbang mengangkasa, kemudian dinyalakan jet atau roket horizontal untuk menggerakkannya.
Dalam bukunya terbitan tahun 2000, Prawda O Wunderwaffe, Igor Witkowski, seorang sejarawan dan jurnalis Polandia yang mendalami bidang militer dan teknologi luar angkasa, mengklaim bahwa Hitler ingin para ilmuwannya tetap ada untuk membuat pesawat berbentuk bel.
Sedemikian mengesankannya teknologi Nazi yang ditemukan di akhir perang, para ilmuwan roket V-2 sampai diburu oleh AS dan Uni Soviet untuk dipekerjakan dalam program peluru kendali dan luar angkasa masing-masing.
Lebih dari 120 ilmuwan roket, termasuk Wernher von Braun, yang menjadi tokoh sentral di NASA, menemui teknisi Jerman Georg Klein dan mengklaim bahwa ada dua jenis piring terbang yang diciptakan Nazi.
Klein, yang setelah perang berkarier sebagai insinyur aeronautika, mengatakan, "Saya tidak gila, eksentrik, atau berfantasi. Ini yang saya lihat dengan mata kepala sendiri, sebuah UFO Nazi!"
Sejumlah kru pesawat pengebom Amerika dan Inggris juga melaporkan penampakan aneh di atas wilayah musuh. (dn/nk/ts)
Sumber: http://www.suaramedia.com

John Dari Britania, Earl Dari Richmond




John dari Britannia atau Jean de Bretagne (sekitar tahun 1266 – 17 Januari 1334) Earl Ketiga Richmond, merupakan seorang berkebangsaan Inggris bangsawan dari Perancis/asal Breton. Ia memasuki pelayanan kerajaan di bawah Edward I, dan berperang di dalam Perang Skotlandia. Pada tanggal 15 Oktober 1306 ia menerima gelar ayahnya Earl dari Richmond. Meskipun ia biasanya setia kepada Edward II selama masa-masa oposisi baron, ia akhirnya mendukung kudeta Isabella dan Mortimer. Ia kemudian mengundurkan diri ke wilayahnya di Perancis, dan selama sisa hidupnya ia tetap tinggal inaktif.
John dari Britannia bukan seorang prajurit yang berprestasi, dan di antara para earl di Inggris politiknya cukup signifikan. Ia tetap sebagai seorang diplomat yang cakap, yang bernilai baik oleh Edward I dan Edward II atas keahliannya bernegosiasi. John tidak pernah menikah dan setelah kematiannya gelar dan wilayahnya jatuh ke tangan keponakannya, John III, Adipati Britannia.
Latar Belakang dan Kehidupan Awal
John merupakan putra kedua John II, Adipati Britannia, dan istrinya Beatrice, yang memiliki 3 orang putra dan 3 orang putri yang selamat sampai usia dewasa. Beatrice adalah putri Henry III dari Inggris, yang menjadikan John sebagai keponakan putra Henry dan pewaris Edward I. Ayahnya memegang gelar Earl dari Richmond, namun hanya sedikit terlibat dengan urusan-urusan politik Inggris. John dibesarkan di istana Inggris bersama dengan putra Edward I Henry, yang wafat di tahun 1274. Ia berpartisipasi di dalam turnamen di masa mudanya, namun tidak pernah membedakan dirinya sebagai seorang prajurit. 
Ketika di tahun 1294 raja Perancis menyita Wilayah Adipati Aquitania Raja Edward, John melakukan perjalanan ke Perancis namun gagal untuk mengambil Bordeaux, dan di hari Paskah tahun 1295 harus melarikan diri ke kota Rions. Di bulan Januari 1297 ia ikut ambil bagian dari kekalahan di pengepungan Bellegarde dengan Henry de Lacy, Earl dari Lincoln, diikut dengan kepulangannya ke Inggris.
Meskipun memiliki hasil yang buruk di Perancis ia tetap dinilai tinggi oleh Raja Edward I, yang menganggapnya sebagai putranya sendiri. Setelah kepulangannya ke Inggris John terlibat di dalam Perang Skotlandia. Ia barangkali juga terlibat di dalam Pertempuran Falkirk di tahun 1298, dan dengan pasti Pengepungan Caerlaverock di tahun 1300. Ayahnya wafat di tahun 1305, dan digantikan Wilayah Adipati Britannia oleh abang John, Arthur. Akan tetapi di tahun berikutnya, Edward I menginvestasikan John dengan gelar ayahnya yang lain, Earl dari Richmond.
Pelayanan Kepada Edward II
Meskipun kegagalan militer dan politik yang relatif signifikan, pemerintahan Inggris memandang Richmond sebagai seorang diplomat yang terpercaya. Ia adalah seorang perantara yang cakap, dan koneksi Perancisnya merupakan aset yang berguna. Di tahun 1305, Edward I menunjuknya sebagai Pengawal Skotlandia, sebuah posisi yang dikonfirmasikan setelah aksesi Edward II di tahun 1307. Pada saat ini Richmond juga merupakan salah seorang earl yang tertua di negara tersebut. Karena hubungan di antara Edward II dan bangsawannya memburuk, Richmond tetap setia kepada raja; di tahun 1309 ia melanjutkan kedutaan untuk Paus Clement V demi orang kesayangan Edward Piers Gaveston. 
Richmond diduga adalah sahabat dekat Gaveston, dan tidak berbagi sikap antagonis yang dipegang oleh ear tertentu lainnya. Akan tetapi, di tahun 1310 hubungan di antara Edward II dan para earlnya memburuk ke titik dimana sebuah komite tokoh terkemuka mengambil alih pemerintahan dari raja. Richmond merupakan salah satu dari delapan earl yang ditunjuk ke dalam kelompok tersebut of 21, yang disebut sebagai Maharaja Ordainer.
Richmond kemudian melakukan perjalanan ke Perancis untuk negosiasi diplomatik, sebelum kembali ke Inggris. Gaveston, diasingkan oleh para Ordainer tapi yang kemudian berbalik, menjadi terbunuh di bulan Juni 1312 oleh Thomas dari Lancaster dan para bangsawan lainnya. Kejadian itu menimpa Richmond, bersama dengan Gilbert de Clare, Earl dari Gloucester, untuk mendamaikan kedua belah pihak setelah kejadian itu. Di tahun 1313 ia mengikuti Edward pada kunjungan negara ke Perancis, dan setelah itu ia tinggal sebagai seorang pengikut yang terpercaya. Di tahun 1318 ia menyaksikan Perjanjian Leake, yang memulihkan Edward pada kekuasaan penuh.
Di tahun 1320 ia sekali lagi menemani raja ke Perancis, dan di tahun berikutnya ia mengemban negosiasi perdamaian dengan bangsa Skotlandia. Ketika di tahun 1322 Thomas dari Lancaster memberontak dan dikalahkan di dalam Pertempuran Boroughbridge, Richmond hadir di pengadilan, ketika Lancaster dihukum mati. Setelah ini, Edward melancarkan kampaye militer yang gagal melawan Skotlandia. Meskipun Richmond menutupi kemunduran Edward di Pertempuran Byland Kuno, memungkinkannya untuk menghindari penangkapan, Richmond ditawan. Ia tetap tinggal sebagai tawanan sampai dengan tahun 1324, ketika ia dibebaskan untuk tebusan sebanyak 14,000 Mark. Setelah ia dibebaskan, ia melanjutkan kegiatan diplomatiknya di Skotlandia dan Perancis.
Penurunan Tahta Edward II dan Tahun-tahun Terakhir
Di bulan Maret 1325 Richmond melakukan perjalanan pulang yang terakhir ke Perancis, dimana untuk pertama kalinya ia membuat dirinya sendiri oponen yang nyata terhadap raja. Wilayah-wilayahnya di Inggris disita oleh Mahkota. Ia menyelaraskan dirinya sendiri dengan Ratu Isabella, yang dikirim ke misi diplomatik ke Perancis, dan mengabaikan perintah-perintah suaminya untuk kembali. Di bulan September 1326 Isabella, kekasihnya Mortimer, dan sekelompok pasukan kecil menyerang Inggris. Di bulan Januari 1327 Edward II dipaksa untuk berabdikasi, dan putranya diumumkan sebagai Raja Edward III. 
Meskipun wilayah-wilayah Richmond dipulihkan, tahun-tahun terakhirnya dihabiskan di wilayah-wilayah Perancisnya, dan ia tetap sebagian besar terputus dari urusan-urusan politik Inggris. Ia wafat pada tanggal 17 Januari 1334, dan dimakamkan di dalam gereja Franciskan di Nantes. John dari Britannia tidak pernah menikah; ia digantikan oleh keponakannya John (putra Arthur), yang menjadi pewaris wilayah Earlnya.
Sumber: http://id.wikipedia.org

Sejarah Garda Swiss




Garda Swiss atau Pasukan Pengawal Swiss adalah tentara bayaran Swiss yang telah bertugas sebagai pengawal pribadi, pasukan upacara dan penjaga istana di berbagai tempat di Eropa dari akhir abad ke-15 hingga hari ini (dalam bentuk Garda Swiss Sri Paus). Mereka pada umumnya memiliki reputasi sebagai pasukan yang sangat disiplin dan sangat setia pada para pihak yang menyewa jasa mereka. Beberapa unit Garda Swiss juga pernah bertempur di medan laga. Terdapat pula resimen-resimen tentara bayaran Swiss reguler yang bertugas sebagai tentara terdepan dalam berbagai kesatuan, seperti kesatuan-kesatuan dari Perancis, Spanyol dan Naples hingga abad ke-19.
Berbagai pasukan Garda Swiss pernah hidup. Kesatuan pasukan tersebut yang paling tua adalah Garda Seratus Swiss (Swiss Hundred Guard / Cent-Garde) di istana-istana Perancis (1497-1830). Kesatuan kecil ini kemudian dilengkapi oleh sebuah Resimen Garda Swiss di tahun 1567. Garda Swiss Sri Paus di Vatikan dibentuk pada tahun 1506 dan merupakan satu-satunya kesatuan Garda Swiss yang masih ada. Di abad ke-18 beberapa kesatuan Garda Swiss yang lain juga dibentuk dan tinggal di berbagai istana monarki Eropa.
Sejarah Lahirnya Garda Swiss Sri Paus
Garda Swiss Sri Paus (Bahasa Inggris: The Corps of the Pontifical Swiss Guard; Bahasa Jerman: Schweizergarde; Bahasa Italia: Guardia Svizzera Pontificia; Bahasa Latin: Pontificia Cohors Helvetica atau Cohors Pedestris Helvetiorum a Sacra Custodia Pontificis) sebagai bagian dari militer Vatikan adalah sebuah pengecualian dari undang-undang Swiss tahun 1874 dan 1927. Pasukan ini adalah sebuah kesatuan kecil yang bertanggung-jawab terhadap keamanan gedung-gedung di Vatikan, jalur masuk ke kota Vatikan dan keselamatan Paus. Bahasa resmi mereka adalah Bahasa Jerman.
Sejarah Garda Swiss di Vatikan bermula di abad ke-15. Paus Siktus IV (1471-1484) sebelumnya telah membuat aliansi dengan Konfederasi Swiss dan membangun banyak barak di Via Pellegrino setelah memprediksi kemungkinan menggunakan jasa tentara bayaran Swiss. Pakta tersebut diperbarui oleh Paus Innosentius VIII (1484-1492) untuk menggunakan jasa mereka melawan Adipati Milan. Paus Aleksander VI (1492-1503) kemudian juga menggunakan jasa tentara bayaran Swiss selama aliansi mereka dengan raja Perancis.
Pada era Borgias, atau era dimana keluarga Borgia menguasai kepemimpinan Gereja, perang di Italia mulai berkecamuk dimana tentara-tentara bayaran Swiss menjadi pasukan garis depan tetap bagi faksi-faksi yang bertikai - kadang-kadang untuk Perancis dan kadang-kadang untuk pihak Gereja atau Kekaisaran Romawi Suci. Para tentara bayaran ini bergabung ketika mereka mendengar bahwa Raja Charles VIII dari Perancis akan menyatakan perang terhadap Naples. Di antara peserta dalam perang Perancis-Naples adalah Kardinal Giuliano della Rovere (bakal menjadi Paus Julius II tahun 1503-1513), yang memiliki hubungan baik dengan orang-orang Swiss setelah menjadi Uskup Lausanne beberapa tahun sebelumnya. Usaha untuk menjatuhkan Naples ini gagal karena, salah satunya, adalah beberapa aliansi baru yang dibentuk oleh Paus Alexander VI untuk melawan pasukan Perancis.
Ketika Kardinal della Rovere menjadi Paus Julius II di tahun 1503, ia meminta Dewan Swiss untuk menyediakan sebuah korps tetap berkekuatan 200 tentara bayaran Swiss untuk menjadi pengawalnya. Pada bulan September 1505, kontingen pertama sejumlah 150 tentara memulai perjalanan mereka menuju Roma, di bawah komando Kaspar von Silenen. Mereka memasuki pintu gerbang Vatikan pada tanggal 22 Januari 1506 - tanggal yang dijadikan hari lahir Garda Swiss Sri Paus.
"Rakyat Swiss melihat situasi Gereja Tuhan - Ibu Iman Kristiani yang menyedihkan, dan sadar bagaimana besarnya bahaya dan malapetaka yang bisa dilancarkan tanpa ampun oleh tirani manapun yang rakus akan harta dunia pada Ibu Semua Iman Kristiani ini," begitu pernyataan Ulrich Zwingli, seorang Swiss beragama Katolik yang belakangan menjadi seorang reformis Protestan.
Paus Julius II kemudian menganugerahi Garda Swiss ini dengan gelar "Pembela Kemerdekaan Gereja".
Keanggotaan Garda Swiss Sri Paus
Para tentara Garda Swiss ini haruslah pria beragama Katolik, belum menikah, memiliki kewarganegaraan Swiss, telah menyelesaikan pendidik dasar militer dari Angkatan Bersenjata Swiss, dan dapat memperoleh sertifikat kelakuan baik. Para calon pasukan ini haruslah minimal memiliki sebuah diploma profesional atau lulus SMA, berusia antara 19 hingga 30 tahun, dan memiliki tinggi badan minimal 174 cm.
Semua calon yang memiliki kualifikasi tersebut harus mendaftarkan diri untuk bisa dipilih menjadi anggota pasukan elit tersebut. Bila dipilih, anggota-anggota baru disumpah di setiap tanggal 6 Mei di Lapangan San Damaso (Bahasa Italia: Cortile di San Damaso) di Vatikan. Tanggal 6 Mei adalah hari peringatan peristiwa Jatuhnya Roma Tahun 1527. Pastor dari Garda Swiss akan membaca sumpah dengan lantang dalam bahasa para pasukan tersebut (mayoritas berbahasa Jerman, beberapa berbahasa Perancis, sedikit berbahasa Italia):
(dalam Bahasa Jerman)
“ "Ich schwöre, treu, redlich und ehrenhaft zu dienen dem regierenden Papst [nama] und seinen rechtmäßigen Nachfolgern, und mich mit ganzer Kraft für sie einzusetzen, bereit, wenn es erheischt sein sollte, selbst mein Leben für sie hinzugeben. Ich übernehme dieselbe Verpflichtung gegenüber dem Heiligen Kollegium der Kardinäle während der Sedisvakanz des Apostolischen Stuhls. Ich verspreche überdies dem Herrn Kommandanten und meinen übrigen Vorgesetzten Achtung, Treue und Gehorsam. Ich schwöre, alles das zu beobachten, was die Ehre meines Standes von mir verlangt." ”
(translasi bebas Bahasa Indonesia)
“ "Saya bersumpah untuk melayani Paus yang berkuasa [nama Paus] dan para penerusnya yang resmi dengan sepenuh hati, penuh kejujuran dan penuh kehormatan, dan untuk mendedikasikan diri saya kepada mereka dengan semua kekuatan saya, siap untuk mengorbankan bahkan nyawa saya sekalipun setiap saat bila perlu untuk mereka. Dengan demikian saya mengajukan janji ini pada para anggota Dewan Kardinal yang suci dalam periode Sede vacante di Kepengurusan Murid-murid Tuhan. Kemudian daripada itu, saya berikrar untuk menghormati, setia dan taat pada Komandan dan para perwira lainnya. Saya bersumpah untuk mentaati semua persyaratan yang dibuat untuk kewibawaan posisi saya." ”
Ketika namanya dipanggil, tiap anggota Garda Swiss yang baru mendekatkan diri pada bendera Garda Swiss dan memegang kain bendera dengan tangan kirinya. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengahnya diacungkan sebagai seimbol dari Trinitas, dan mengucapkan:
(dalam Bahasa Jerman)
“ "Ich, [Name des Rekruten], schwöre, alles das, was mir soeben vorgelesen wurde, gewissenhaft und treu zu halten, so wahr mir Gott und seine Heiligen helfen." ”
(translasi bebas Bahasa Indonesia)
“ "Saya, (menyebutkan nama), bersumpah untuk dengan segenap hati dan konsisten mematuhi semua hal yang baru saja dibacakan pada saya, dengan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Para Santo/Santa menjadi saksinya." ”
Masa tugas anggota Garda Swiss Sri Paus adalah antara 2 hingga 25 tahun.
Seragam
Seragam resmi mereka berwarna biru, merah, oranye dan kuning dengan penampilan gaya Masa Pencerahan (Renaissance) yang sangat unik. Salah satu anggapan yang salah yang sering terjadi adalah bahwa seragam tersebut dirancang oleh Michelangelo. Padahal, perancang seragam tersebut adalah Komandan Jules Repond (bertugas 1910-1921) pada tahun 1914. Walau seragam Garda Swiss yang sedang membawa Paus Julius II dalam sebuah tandu yang dilukis oleh Raphael seringkali disebut sebagai sumber inspirasi untuk seragam Garda Swiss saat ini, kenyataannya adalah seragam tersebut adalah gaya yang umum untuk seragam tentara di Masa Pencerahan.
Gambaran yang jelas dari seragam Garda Swiss modern bisa dilihat dalam lukisan karya Jacob Coppi tahun 1577 yang menggambarkan Ratu Eudoxia sedang berbincang dengan Paus Sixtus III. Disana jelas terlihat pendahulu dari seragam tiga warna masa kini yang dilengkapi dengan penutup sepatu bot, sarung tangan putih, kerah tinggi berkerut-kerut, dan sebuah baret hitam atau sebuah morion (helm tentara khas abad ke-16/17) berwarna hitam (berwarna perak mengkilat untuk upacara-upacara khusus). Para sersan mengenakan atasan berwarna hitam dan celana berwarna merah bata, sementara perwira lainnya mengenakan seragam berwarna merah bata seluruhnya.
Seragam harian bersifat lebih praktis, terdiri atas pakaian seragam berwarna biru tua, sebuah ikat pinggang sederhana berwarna coklat, kerah putih yang datar (tidak berkerut-kerut) dan sebuah baret hitam. Untuk anggota baru dan latihan menembak, seragam berwarna biru muda dan ikat pinggang coklat cukup untuk digunakan. Selama musim dingin atau cuaca yang tidak cerah, sepotong kain panjang berwarna biru tua dikenakan untuk menutupi seragam yang sedang dikenakan.
Warna asli biru dan kuning diresmikan oleh Paus Julius II mengambil warna-warna simbol keluarganya (Della Rovere). Paus Leo X menambahkan warna merah untuk menunjukkan warna simbol keluarganya (Medici).
Garda Swiss Saat Ini
Setelah percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 13 Mei 1981 oleh Mehmet Ali Agca, perhatian yang lebih mendalam telah dilakukan terhadap peran Garda Swiss selain menjadi anggota upacara. Perhatian ini terwujud dengan diadakannya latihan bertempur tanpa senjata, latihan tempur yang lebih mendalam, serta diijinkannya penggunaan senjata api dalam melakukan tugas mereka.
Pada tanggal 6 Mei 2003, Dhani Bachmann resmi menjadi orang non-kulit putih pertama yang menjadi anggota Garda Swiss Sri Paus. Dhani adalah anak yatim-piatu dari India yang diadopsi oleh sebuah keluarga Katolik Swiss dari Luzern yang berbahasa Jerman.
Daftar Komandan Garda Swiss
  1. Kaspar von Silenen, Uri (1506-1517) 
  2. Markus Röist, Zürich (1518-1524) 
  3. Kaspar Röist, Zürich (1524-1527) 
  4. Jost von Meggen, Luzern (1548-1559)
  5. Kaspar Leo von Silenen, Luzern (1559-1564)
  6. Jost Segesser von Brunegg, Luzern (1566-1592)
  7. Stephan Alexander Segesser von Brunegg, Luzern (1592-1629)
  8. Nikolaus Fleckenstein, Luzern (1629-1640)
  9. Jost Fleckenstein, Luzern (1640-1652)
  10. Johann Rudolf Pfyffer von Altishofen, Luzern (1652-1657)
  11. Ludwig Pfyffer von Altishofen, Luzern (1658-1686)
  12. Franz Pfyffer von Altishofen, Luzern (1686-1696)
  13. Johann Kaspar Mayr von Baldegg, Luzern (1696-1704)
  14. Johann Konrad Pfyffer von Altishofen, Luzern (1712-1727)
  15. Franz Ludwig Pfyffer von Altishofen, Luzern (1727-1754)
  16. Jost Ignaz Pfyffer von Altishofen, Luzern (1754-1782)
  17. Franz Alois Pfyffer von Altishofen, Luzern (1783-1798)
  18. Karl Leodegar Pfyffer von Altishofen, Luzern (1800-1834)
  19. Martin Pfyffer von Altishofen, Luzern (1835-1847)
  20. Franz Xaver Leopold Meyer von Schauensee, Luzern (1847-1860)
  21. Alfred von Sonnenberg, Luzern (1860-1878)
  22. Louis-Martin de Courten, Wallis (1878-1901)
  23. Leopold Meyer von Schauensee, Luzern (1901-1910)
  24. Jules Repond, Freiburg (1910-1921)
  25. Alois Hirschbühl, Graubünden (1921-1935)
  26. Georg von Sury d'Aspremont, Solothurn (1935-1942)
  27. Heinrich Pfyffer von Altishofen, Luzern (1942-1957)
  28. Robert Nünlis, Luzern (1957-1972)
  29. Franz Pfyffer von Altishofen, Luzern (1972-1982)
  30. Roland Buchs, Freiburg (1982-1997, 1998)
  31. Alois Estermann, Luzern (1998)
  32. Pius Segmüller, St. Gallen (1998-2002)
  33. Elmar Theodor Mäder, St. Gallen (2002-)
Sumber: http://id.wikipedia.org

Sejarah Ksatria Hospitaller




Ksatria Hospitaller, juga dikenal sebagai Ordo Hospitaller atau secara sederhana dikenal dengan sebutan kaum Hospitaller, adalah sekelompok pria yang ditugaskan menjaga sebuah rumah sakit di Yerusalem yang didirikan oleh Gerard Yang Terberkati di sekitar tahun 1023, darimana dua ordo ksatria besar tumbuh berkembang: Ordo Santo Yohanes (sakarang di beberapa cabang dikenal sebagai Ordo Militer Merdeka Malta dan sebagai Ordo Santo Yohanes (Bailiwick dari Brandenburg atau Johanniterorden) dan Ordo Santo Lazarus.
Kaum Hospitaller berkembang oleh karena kinerja sebuah rumah sakit milik Almafi (sebuah kerajaan kecil di Italia) yang terletak di distrik Muristan di Yerusalem, didirikan sekitar tahun 1023 untuk memberikan pelayanan bagi kaum papa, orang sakit dan para peziarah Tanah Suci yang terluka. Setelah dikuasainya Yerusalem oleh tentara Kristen Barat di tahun 1099 selama masa Perang Salib Pertama, organisasi ini menjadi sebuah Ordo Keagamaan dan Ordo Militer menurut akta pembentukannya, dan diberikan tugas untuk menjaga dan mempertahankan Tanah Suci. 
Setelah Perang Salib Kesembilan dimana Tanah Suci direbut oleh tentara Muslim, ordo ini beroperasi dari Pulau Rodos, dimana wilayah itu adalah wilayah merdeka, dan kemudian dari Pulau Malta dimana mereka menjadi negara bawahan di bawah raja negara bagian Spanyol di Sisilia.
Kekuatan ordo ini dilemahkan saat Malta direbut oleh Napoleon Bonaparte di tahun 1798 dan menjadi terpencar di seluruh penjuru Eropa. Mereka memperoleh kekuatannya kembali selama abad ke-19 saat ordo ini merubah tujuan keberadaan mereka ke tujuan-tujuan yang bersifat kemanusiaan dan keagamaan. Kepala lima Ordo Santo Yohanes modern semuanya menegaskan bahwa Ordo Militer Merdeka Malta Katolik Roma dengan markas besarnya di Roma merupakan ordo asli dan keempat ordo Protestan berasal dari akas yang sama. 
Cabang-cabang Protestan berpusat di Berlin (the Bailiwick of Brandenburg of the Order of Saint John), Den Haag (the Order of Saint John in the Netherlands), dan Stockholm (the Order of Saint John in Sweden), dan sebuah cabang di Inggris yang bangkit kembali berpusat di London (the Most Venerable Order of the Hospital of Saint John of Jerusalem).
Sumber: http://id.wikipedia.org

Sejarah Sir William Wallace

Jika anda penggemar film, pastilah pernah menonton film tentang Sir William Wallce. Benar, The Brave Hearth, film yang dibintangi oleh Mel Gibson ini bahkan sempat menggondol 5 piala Oscar di tahun 1996 dan berbagai penghargaan film lainnya.

Namun tahukah anda siapa sebenarnya Sir William Wallace ini? Fakta sejarah yang sebenarnya agak melenceng jika dibandingkan dengan filmnya yang bertema cinta dan patriotisme. Masyarakat Skotlandia sangat menyanjung tokoh yang satu ini karena banyak sisi heroiknya yang membuat kita ikut terkagum-kagum.

William Wallace lahir di Elderslie, Renfrewshire, Skotlandia pada masa kekaisaran Alexander III. Ia berasal dari Wales dan merupakan pengikut Walter Fitzalan. Nenek moyangnya adalah tuan tanah di Riccarton, Tarbolton, Auchincruive, dan Stenton. Alan, ayah William Wallace terbunuh oleh seorang anggota keluarga Lamont dalam pertempuran di Loundoun Hill tahun 1291.

William Wallace terkenal sejak dia membunuh William Heselrig, Sheriff Inggris dari Lanark, pada bulan Mei 1297, dimana pembunuhan ini sebagai pembalasan atas kematian Marion Braidfute dari Lamington. Setelah itu ia meninggalkan Selkirk Forest bersama para pengikutnya untuk bergabung dengan Andrew Moray di Stirliing, Hal ini membuat Moray memiliki kemajuan pesat dan kekuatan meningkat, sehingga menjadi tempat peperangan melawan Inggris.

Pada tanggal 11 September 1297, Wallace dan pasukannya memenangkan pertempuran di Jembatan Stirling. Pasukan Inggris yang dipimpin oleh John de Warenne terdiri atas 3000 kavaleri dan 50.000 infanteri, kalah dengan mudahnya ketika mereka menyeberangi sisi utara sungai.

Di tahun berikutnya, William Wallace kalah dalam pertempuran Falkirk. Tanggal 1 April 1298 Inggris menyerang Skotlandia di Roxburgh, mereka menguasai Lothian dan merebut kembali sejumlah kastil, tetapi gagal berhadapan dengan William Wallace.

Wallace kemudian menyiapkan pasukan pemegang tombak dalam formasi bundar dikeliilingi dinding kayu pelindung yang dinamakan schiltron, dengan jumlah empat. Akan tetapi, pasukan Inggris yang menyerang pertama kali dengan pasukan berkuda, menghancurkan pasukan pemanah Skotlandia. Bangsawan Skotlandia yang juga memimpin perang memilih mundur, sehingga pasukan Inggris mulai menjangkau schiltron. Para pasukan Edward menembakkan anak panah ke formasi pasukan Skotlandia yang membuatmereka kocar kacir dan kalah. Korban di pihak Skotlandia sangat banyak termasuk John de Graham, sementara William Wallace melarikan diri ditengah runyamnya situasi.

September 1298, William Wallace memutuskan untuk mundur mengikuti jejak Robert Bruce dan John Comyn. Robert Bruce berekonsiliasi dengan Raja Edward pada tahun 1302, sementara William Wallace meninggalkan negaranya menuju Prancis.

Pihak Inggris tidak tinggal diam dan mengirimkan Squire Guthrie, pengejaran pun terus dilakukan. Tahun 1304 William Wallace terlibat pertempuran di Happrew dan Earnside. Namun, Inggris akhirnya bisa menangkap William Wallace pada 5 Agustus 1305 dibawah komando John de Menteith, seorang kesatria Skotlandia yang setia kepada raja Edward. William Wallace diserahkan kepada tentara Inggris di Robroyston.

Pengadilan Westminster Hall London menjadi tempat persidangan William Wallace, ia diberikan mahkota dari rangkaian pohon ek dan disebut raja kriminal, meski demikian ia tetap mengakui John Balliol sebagai rajanya. Tanggal 23 Agustus 1305 hukuman atas Wallace pun dilakukan, ia ditelanjangi dan diseret menggunakan kuda menuju Elms di Smithfield. Dia kemudian menjalani hukuman gantung dan mayatnya diperlakukan secara tidak layak.

Hingga saat ini William Wallace tetap dihormati sebagai pahlawan oleh rakyat Skotlandia. Perjuangannya melawan pasukan Inggris tidak lah mudah sama sekali. Penghianatan kawan-kawan seperjuangannya tidak menjadikan dia mengubah idealismenya sebagai pahlawan kebenaran. Kesetiaannya terhadap negara hingga akhir hayat, ia perjuangkan selama bertahun-tahun sampai rakyat Skotlandia memiliki kedaulatan seperti sekarang ini.

Sumber: http://challink.com

Rahasia Dibalik Invasi Jerman Atas Rusia


Oleh : Permadi "Sturmmann" Aryawirasmara

Berdasarkan sejarah Perang Dunia II menurut versi BBC, Nat Geo, Wikipedia, dan media mainstream pada umumnya, kita telah diperkenalkan kepada cerita tentang Hitler dan ambisi Lebensraum (ruang hidup)-nya, bahwa Operasi Barbarosa dan seluruh kampanye militer di front timur adalah murni invasi untuk mengeksploitir kekayaan alam Rusia. Serta tak asing lagi bagi kita, cerita-cerita tentang serangan kejutan Jerman yang membuat Stalin kebakaran jenggot, dan membuat kocar-kacir Tentara Merah. Dan bagaimana kita bisa lupa dengan cerita musim dingin kejam yang menyelamatkan Rusia dari kehancuran! Tapi benarkah seperti itu kejadiannya?

Terlalu mudah bagi siapa saja yang memperhatikan sejarah PDII untuk sadar bahwa versi "resmi" ini terlalu sempurna menangkap kekurangan, bahkan "ketololan" kedua belah pihak (Jerman dan Rusia). Seolah Perang Dunia II adalah kisah tentang Jerman "si sembrono", dan Rusia "si bodoh beruntung".

Sebelum saya melanjutkan dengan memaparkan fakta-fakta sejarah Perang Dunia II berikut ini, perlu diketahui bahwa seluruh data-data baik yang berupa kronologis, tanggal kejadian, ilustrasi kejadian, dokumen, maupun kesaksian dari pelaku sejarah adalah berdasarkan kejadian yang sebenarnya, dan hampir semuanya telah disembunyikan dengan baik dan diedit dari versi sejarah umum PDII yang telah disajikan kepada kita. Sekali lagi membuat kita bertanya, untuk tujuan apa? Dan karena motif apa?

Pada prinsipnya, ada dua macam sejarawan di planet bumi ini. Pertama, adalah sejarawan jujur yang kemudian dilabelisasi "Revisionis" yang biasanya nasibnya berakhir di penjara. Kedua, adalah sejarawan "kurang jujur" yang mendukung sejarah PDII versi mainstream yang nasibnya sangat kontras, sangat makmur dan biasanya dipercaya memimpin yayasan-yayasan mengenang Holocaust.

BERSAMA INI ADALAH FAKTA & PERISTIWA SEJARAH PERANG DUNIA II YANG DI-EDIT, DAN DISEMBUNYIKAN DARI KITA

Pada tanggal 23 Agustus 1939, Jerman dan Uni Soviet sepakat membuat Pakta Perjanjian Non-Agresi untuk tidak saling menyerang. Pakta yang ditanda-tangani oleh menteri luar negeri dari kedua belah pihak, Joachim Von Ribbentrop (Jerman) dan Vyacheslav Molotov (Rusia), juga mengatur agar kedua belah pihak tetap netral dalam situasi apabila salah satu pihak penanda-tangan Pakta diserang dan harus berperang dengan elemen asing.

Berdasarkan versi resmi sejarah PDII yang kita kenal, diceritakan bahwa Jerman melanggar Pakta Non-Agresi dengan melancarkan Operasi Barbarosa pada tanggal 21 Juni 1941 untuk menginvasi Rusia dan merampok sumber daya alamnya yang kaya. Apakah benar demikian faktanya?

ARTIKEL PERTAMA PADA PAKTA PERJANJIAN NON AGRESI JERMAN-UNI SOVIET, BERBUNYI, "Sehubungan dengan masalah teritorial dan pengaturan politik di daerah Balkan (termasuk diantaranya: Finlandia, Estonia, Latvia dan Lithuania), kedua belah pihak (Jerman dan Uni Soviet) bersama ini sepakat untuk menghormati batas wilayah yang telah ditetapkan, yakni pada batas utara perbatasan negara Lithuania, dimana kedua belah pihak mengakui batas tersebut, dan serta-merta menghormati kedaulatan negara Lithuania sampai dengan daerah Vilna."

Pada tanggal 12 Juni 1940, Uni Soviet melayangkan klaim teritorial kepada negara-negara daerah Balkan (termasuk Finlandia), yang merupakan tuntutan aneksasi terbuka terhadap wilayah negara-negara berkedaulatan yang diakui dalam Pakta Non-Agresi. Lalu pada 16 Juni 1940, militer Uni Soviet menduduki wilayah Kaunas dan Vilna, dengan ini secara resmi menganeksasi Lithuania dan melanggar Artikel Pertama Pakta Perjanjian Non-Agresi dengan Jerman.

ARTIKEL LAIN DARI PAKTA PERJANJIAN NON AGRESI JERMAN-UNI SOVIET, "..sehubungan dengan wilayah selatan Eropa Timur, Pihak Kedua (Uni Soviet) dengan ini menyatakan ketertarikannya atas wilayah Bessarabia, Rumania Timur."

Pada tanggal 26 Juni 1940, Uni Soviet melayangkan ultimatum kepada pemerintah negara kedaulatan Rumania untuk menyerahkan wilayah Bessarabia dan Bukovina Utara. Lalu pada tanggal 10 Juli 1940, militer Uni Soviet menduduki selatan Dardanella dan kawasan delta sungai Danube, sadar tidak hanya ini merupakan pelanggaran lagi terhadap klausul Pakta Perjanjian Non-Agresi dengan Jerman, tapi juga sepenuhnya sadar bahwa manuver militer tersebut secara langsung mengancam stabilitas keamanan dan politik dari daerah yang merupakan salah satu akses utama minyak yang sangat vital bagi Jerman.

SEBUAH JURNAL DEPARTEMEN ANGKATAN BERSENJATA AMERIKA SERIKAT NO.20-225 TAHUN 1956, yang berisikan studi dan analisa eskalasi situasi politik dan militer antara Jerman dan Uni Soviet di wilayah Rumania pra-PDII berbunyi, "..banyak bukti-bukti yang menguatkan indikasi bahwa pihak Rusia lebih tertarik ke wilayah Dardanelles dan daerah delta sungai Danube, dimana kepentingan politik dan militer Rusia secara langsung konflik dengan kepentingan ekonomi Jerman. Niat tidak baik ditunjukan Rusia saat memutuskan untuk menganeksasi wilayah-wilayah di negara-negara daerah Balkan, dan menuntut Rumania untuk menyerahkan wilayah Bessarabia dan Bukovina Utara.........Keputusan Hitler (untuk melancarkan Operasi Barbarossa) sedikit banyak dapat dijustifikasi dengan manuver Uni Soviet yang meningkatkan tekanan militer dan politik di wilayah Balkan (termasuk Bulgaria), terutama saat pasukan Rusia menduduki wilayah mulut sungai Danube, yang merupakan jalur utama logistik strategis Jerman."

Hubungan politik yang telah memburuk akibat aneksasi daerah Balkan, yang secara tidak langsung telah menciptakan ancaman cukup substansial terhadap kemanan jalur suplai Batu Besi (Iron Ore) dari Swedia ke Jerman, menjadi lebih buruk lagi ketika pada tanggal 23 Juni 1940, Moskow melayangkan lagi klaim teritorial (kali ini ke Finlandia), dan menuntut Finlandia untuk menyerahkan wilayah pertambangan Petsamo yang merupakan sumber pengadaan Nikel terutama bagi Jerman.

Tekanan militer dan politik yang ditebar Uni Soviet di negara-negara daerah Balkan, memicu bergabungnya Hungaria kedalam aliansi "Axis" bersama Jerman dan Italia pada tanggal 20 November 1940, diikuti oleh Rumania pada tanggal 23 November 1940, lalu Bulgaria yang belakangan ikut bergabung pada tanggal 1 Maret 1940.

Ini adalah titik balik krusial dalam hubungan politik Jerman-Uni Soviet, setelah Uni Soviet secara sistematis menebar disharmoni dan kekacauan di negara-negara daerah Balkan dan Rumania yang terang-terangan dilindungi oleh Pakta Non-Agresi, sepenuhnya sadar bahwa tak hanya itu merupakan pelanggaran atas Perjanjian, namun juga merupakan ancaman tidak langsung terhadap kedaulatan negara Jerman.

SEBUAH PARAGRAF DARI DEKLARASI PERANG JERMAN TERHADAP UNI SOVIET BERBUNYI, "..berdasarkan aktivitas Rusia di wilayah-wilayah Eropa yang berada diluar kedaulatan Jerman, yang mencakup negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik baik dengan Jerman, dan/atau diduduki oleh Jerman. Seperti di Rumania, dimana telah ditemukan pamflet-pamflet propaganda komunis yang berasal dari Rusia, dengan konten penyesatan publik yang mengkambing-hitamkan Jerman sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kekacauan-kekacauan domestik yang terjadi, untuk menciptakan atmosfer anti-Jerman.........Bahkan seluruh wilayah selatan Eropa Timur (dari Slovakia sampai Bulgaria) telah terang-terangan diklaim sebagai wilayah protektorat Rusia yang akan direalisasikan secepatnya setelah militer Jerman tidak lagi menjadi ancaman."

Restu dari Churcill

Jadi benarkah Operasi Barbarossa lahir karena desakan kebutuhan perluasan wilayah Jerman (Lebensraum)? Dan benarkah itu merupakan upaya penjarahan sistematis terhadap sumber daya mineral Rusia yang kaya?

Satu-satunya wacana resmi mengenai keuntungan ekonomi dari front timur yang diketahui pernah dibicarakan oleh para petinggi Jerman, adalah dilakukan pada November 1940 ketika Hermann Göring dengan kapasitasnya sebagai Kepala Program Pembangunan Empat Tahunan Jerman (VIERJAHRPLAN) mengadakan rapat dengan Adolf Hitler, dimana dalam rapat tersebut Göring menunjukan kepada Hitler sebuah rekomendasi komprehensif yang dibuat oleh Jendral-Infantri Georg Thomas.

Rekomendasi yang dalam penyusunannya dibantu oleh Direktorat Ekonomi Wilayah Timur (WIRTSCHAFTSFUHRUNGSSTAB OST)) atau "WiStO", juga menghadirkan studi komprehensif dan mendetail mengenai aspek strategis ekonomi Rusia termasuk didalamnya: perindustrian, pertambangan, dan infrastruktur, yang diusulkan sebagai sumber potensial untuk pendanaan kampanye militer Jerman pada tahun ketiga di front timur, sebagai antisipasi kemungkinan perang panjang.

Rekomendasi ini secara jelas dan gamblang mencanangkan kemungkinan ekploitasi ekonomi Rusia yang sepenuhnnya diprioritaskan demi kelangsungan hidup militer Jerman di Rusia, dan hanya bila ada surplus, baru kelebihannya akan dikirim ke Jerman sebagai jarahan perang.

Eksploitasi ekonomi Rusia hanyalah disiapkan dalam kondisi pemenuhan kebutuhan logistik pada tahun ketiga di front timur sebagai antisipasi kemungkinan perang panjang, dan BUKAN berupa rencana penjarahan sistematis seperti yang diceritakan versi resmi sejarah PDII yang umum kita ketahui.

"Apabila harus ada perang di Eropa.. Saya berharap Jerman dan Rusia yang melakukannya..", (WINSTON CHURCHILL)

Pada permulaan tahun 1941, seorang bangsawan Inggris yang bernama Lord Charles Bedstone memprakarsai pertemuan antara dirinya dengan Hermann Göring. Dalam pertemuan yang dirahasiakan tempat dan waktunya dari pers ini, Lord Charles yang mengaku telah mendapat restu dari Churchill, menawarkan Göring akses ke pengadaan mineral strategis "TUNGSTEN" untuk Jerman (Tungsten adalah bahan baku penting untuk campuran metal dalam produksi proyektil penembus baja), dengan syarat Jerman harus membuka front timur (berperang dengan Uni Soviet) dan menjatuhkan Komunis.

SEBUAH DIARI DARI KOLONEL-JENDRAL FRANZ HALDER, yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku, menulis tentang Operasi Barbarossa: "Kampanye militer di Rusia ini adalah murni operasi militer, dimana dua angkatan bersenjata akan bertemu di garis depan, yang akan dieksekusi dalam rencana presisi untuk mengepung pasukan lawan menggunakan kendaraan lapis baja, didudukung oleh infantry yang datang dari belakang melindungi barisan depan dengan menyapu bersih kantong-kantong perlawanan yang terlewati oleh serangan cepat."

KESIMPULAN: Apakah kita masih bisa dengan jujur percaya bahwa Stalin tidak tahu menahu tentang serangan Jerman sampai semua hampir terlambat? Apa kita masih bisa menikmati versi cerita tentang Rusia yang kebakaran jenggot dan kocar-kacir oleh hadiah kejutan dari Jerman?

Operasi Barbarosa sama sekali BUKAN dilatar-belakangi oleh kebutuhan perluasan wilayah Jerman (Lebensraum) yang mendesak, dan sama sekali bukan karena sifat barbarisme bangsa Jerman yang menginginkan penjarahan sistematis terhadap sumber daya mineral Rusia yang kaya. Operasi Barbarosa adalah keputusan taktis yang diambil dalam keadaan genting sebagai reaksi cepat mengantisipasi eskalasi politik yang memanas disebabkan oleh aktivitas militer Uni Soviet yang mengancam tak hanya stabilitas politik dan keamanan Eropa Timur dan Balkan, tapi juga seluruh Eropa (termasuk Inggris).

Namun kenapa fakta-fakta ini disembunyikan dari kita? Mengapa mereka harus membuat sebuah cerita baru yang sama sekali menyimpang dari apa yang sebenarnya terjadi, lalu mensahkannya menjadi versi "resmi" sejarah yang kemudian disajikan kepada kita?

Kenapa tidak berkata jujur? Dan menulis apa adanya, bahwa Operasi Barbarosa adalah perang yang dikobarkan Jerman didukung penuh oleh "Koalisi Kapitalisme" (yang terdiri dari konglomerasi Amerika dan kerajaan Inggris) untuk menumbangkan setan komunis yang mengancam bukan saja negara kedaulatan Jerman, tapi juga kedaulatan kerajaan bisnis para raksasa konglomerat dunia. Salahkah bila sejarah ditulis seperti ini?

Sumber :
- "Nazi Conspiracy and Aggression Vol. VI", Seekriegsleitung Report C-170: a file on Russo-German Relations Found in the files of High Command of the Navy (US Government Printing Office, 1946)
- "Department of Army Pamphlet No.20-225" (Washington DC, 1956)
- "Tagliche Aufzeichnungen des Chefs des Generalstabes des Heeres 1939-1942", Diary of General Franz Halder (Kohlhammer Verlag, 1962), by Hans-Adolf Jacobsen
- "Operation Barbarossa: Strategy and Tactics on the Eastern Front, 1941" (Presidio Press 1984), by Bryan Fugate
- "Churchill's War" (Avon Books, 1987), David Irving
- "David Rockefeller: Memoirs" (Random House NY), David Rockafeller