Searching...

CHINA AND THE POWERS ( Perjanjian Shimonoseki 1895-1899)




Di dalam kawasan Asia Timur, Jepang hadir sebagai kekuatan baru yang mengancam kekuasaan China, dimana China merupakan sebuah bangsa yang besar dan memiliki wilayah yang besar pula. Ketidakcocokan antara China-Jepang membawa kepada suatu perseteruan yang berlanjut pada perang yang dikarenakan posisi Korea. Mengapa Korea menjadi pemicu perseteruan lebih lanjut antara Jepang-China? Hal ini dikarenakan Korea merupakan wilayah yang penting bagi kedua negara dan Jepang menginginkan agar Korea menjadi Independent State, agar Jepang dapat dengan leluasa menjalin kerjasama dengan Korea tanpa campur tangan pihak China. Perseteruan ini berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian Shimonoseki pada tahun 1985, dimana Jepang diakui sebagai sebuah kekuatan besar yang mampu mengalahkan China dan akibatnya China harus mengakui kemerdekaan Korea, membayar kerugian perang, melepaskan beberapa wilayah kekuasaan China, dan membuat perjanjian perdagangan baru dengan Jepang. Peristiwa ini mempercepat dimulainya sebuah hubungan yang baru dan dramatis antara China dan barat. Padahal hingga 1985, kepentingan terbesar antara Barat dan China adalah perdagangan. Dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa China menjadi sebuah pasar untuk berinvestasi dan menjadi sangat penting posisinya bagi barat.

Enam hari setelah penandatanganan perjanjian Shimonoseki, Jerman, Rusia, dan Perancis mengajukan nota keberatan kepada Jepang terkait dengan penguasaan Jepang atas Semenanjung Liaotung, yang disinyalir akan membahayakan kedudukan negara-negara besar di Asia (khususnya China dan Korea). Latar belakang ketiga negara ini untuk mengintervensi sebenarnya berbeda satu sama lain. Motivasi Rusia sebenarnya terkait akan proyek pembangunan jalur kereta api trans siberian dan membendung ambisi imperialis Jepang. Sedangkan motivasi Jerman adalah mendukung upaya Rusia untuk eksis di Asia Timur sebab dibalik itu Jerman merasa diuntungkan karena posisi Jerman di Eropa tidak akan diusik oleh Rusia. Dengan membantu memperkuat basis Rusia di China, hal ini tentu berdampak pada aliansi Rusia-Perancis yang semakin lama akan semakin lemah dan hal ini tentu akan memperkuat posisi Jerman di Eropa. Selain itu, Jerman juga khawatir akan pembagian wilayah China yang ditakutkan akan merugikan Jerman. Pada kenyataannya, tidak hanya China, Rusia, dan Jepang saja yang tertarik akan Korea, Jerman pun pada akhirnya tertarik akan beberapa pulau yang ada dalam wilayah Korea. Misalnya Wei-hai-wei, Chusan, Woosung, Amoy, Samsah Bay, dan Mirs Bay. Dalam hal ini Jerman juga berencana untuk mengambil Kiaochow yang terletak di sebelah selatan semenanjung Shantung ( masih dalam wilayah China) karena letaknya yang strategis dan akan menguntungkan Jerman. Sedangkan motivasi Perancis adalah Perancis khawatir jika Jepang akan melawan dan bergabung dengan Inggris, dimana hal ini dapat mempercepat terjadinya konfllik besar. Dan akhirnya Perancis memutuskan untuk bergabung dengan Rusia disaat Rusia memutuskan untuk segera bertindak.


Perang antara China-Jepang ini ternyata membawa kerugian besar dikedua belah pihak. Dalam perjanjian Shimonoseki, China diharuskan membayarkan kerugian perang sebesar 330 juta tael kepada Jepang dan dalam perjalanannya Jepang mengalami kekalahan dalam hal diplomasi dan harus kehilangan Semenanjung Liaotung dan Manchuria. Dengan beban perang yang begitu besar, china merasa tidak siap untuk melunasi utang tersebut dan meminta bantuan kepada negara-negara Barat ( Rusia, Jerman, Perancis ) agar dapat memberikan pinjaman. Negara-negara ini berlomba-lomba agar dapat memberikan pinjaman terbesar dengan harapan dapat mengontrol China. Akhirnya Rusia keluar sebagai pihak yang paling banyak memberikan pinjaman kepada China untuk membayar kerugian perang terhadap Jepang. Lalu, pada tahun 1896, Rusia menandatangani perjanjian persahabatan dengan China. Perjanjian ini dilakukan sebagai suatu langkah awal dalam pembentukan Bank Rusia-China di Manchuria, dimana bank ini diupayakan untuk membantu mendanai pembuatan Trans-Siberian Railway dan membantu pembangunan perekonomian Manchuria. 

Perjanjian persahabatan ini juga memungkinkan untuk Trans-Siberian Railway untuk membuat jalan pintas melalui Manchuria untuk mengambil rute sebelumnya di sekitar perbatasan. Dan akhirnya Bank Rusia-China sepakat agar pengelolaan dan konstruksi jalur kereta api tersebut diserahkan kepada perusahaan Chinese Eastern Railway, dimana pembangunan jalur kereta api China Timur ini selesai pada tahun 1904. Dengan selesainya proyek pembangunan jalur kereta api ini, Rusia berharap dapat membangun suatu ranah politik dan komersil dimana menyediakan akses mudah ke Pasifik dan semakin memperkuat dominasi Rusia di China bagian Utara. Walaupun Rusia dan Jepang sedang dalam kondisi konflik, tapi kedua negara tetap mengirimkan wakilnya untuk menandatangani perjanjian yang terkait akan permasalahan Korea. Pihak Jepang diwakilkan oleh Yamagata Aritomo sedangkan Rusia diwakilkan oleh Alexei Lobanov-Rostovsky. Terkait akan penandatanganan perjanjian Yamagata-Lobanov, Ini adalah perjanjian ditandatangani oleh Yamagata Aritomo dan Lobanov, Menteri Luar Negeri Rusia untuk menentukan keseimbangan kekuasaan di Semenanjung Korea antara Jepang dan Rusia pada 9 Juni 1896 (29 tahun Meiji).

Perseteruan yang terjadi dalam sejarah China-Jepang, erat kaitannya dengan campur tangan negara-negara barat. Negara-negara ini berlomba-lomba untuk dapat menguasai Asia timur agar kepentingan nasionalnya dapat terpenuhi. Terlebih lagi tiga negara yang sangat dominan melakukan hubungan intens atau bahkan hingga terlibat konflik berkepanjangan demi tercapainya tujuan mereka. Selain itu, ketiga negara ini sibuk berusaha untuk menguasai wilayah-wilayah strategis di kawasan Asia Timur ini agar posisinya tidak kalah dengan negara-negara barat lainnya. Jika Jerman pada akhirnya dapat menguasai salah satu daerah pelabuhan laut yang baik di daerah utara China, tetapi masih banyak daerah-daerah pelabuhan di Korea. Pada November 1897, pemerintah Rusia mulai mempertimbangkan pengokupasian daerah pelabuhan Talienwan yang terletak di semenanjung Liaotung, sebelah selatan Manchuria. Dan pada akhirnya, konvensi diberikan kepada perusahaan Chinese Eastern Railway, dimana perusahaan ini berhak untuk menghubungkan Talienwan dengan jalur utama di Manchuria Pusat. Sedangkan Perancis tampaknya tidak terpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan oleh Jerman dan Rusia. 

Perancis lebih memfokuskan untuk memperkuat pengaruh, koloni, dan protektorat-protektoratnya di Indochina. Hal ini ternyata membuahkan hasil. Pada bulan Januari, China berjanji untuk menjauhkan daerah Tongking dari kekuatan manapun. Selain itu, China juga setuju untuk memberikan konsesi kepada Perancis untuk jalan kereta api dari Tongking ke Yuunan-fu. Lalu menyewakan teluk Kuang-Chou selama 99 tahun kepada perancis sebagai basis angkatan laut dan depot pemuatan batu bara , serta mengangkat orang Prancis sebagai penasihat untuk jasa pos cina yang baru diusulkan. Tidak ketinggalan satu kekuatan barat lagi yaitu Inggris. Dalam hal ini tampaknya Inggris bersaing dengan Rusia dimana Inggris menyewa Wei-Hai-wei sebagai basis angkatan laut Inggris selama Port Arthur dikuasai oleh Rusia. Disini China juga menandatangani serangkaian kesepakatan dengan Inggris terkait dengan halnya; pengasingan wilayah Lembah Yangtze, lalu yang menjadi inspektur jenderal kelautan China adalah pihak dari Inggris, dan memperpanjang wilayah Inggris yaitu Kowloon dengan sewa selama 99 tahun mulai dari seluruh semenanjung antara Deep Bay dan Mirs Bay. Pada kenyataannya, empat kekuatan besar Eropa mengambil sikap serius akan permasalahan kedaulatan China demi kepentingan-kepentingan nasionalnya.