Searching...

9 Jenis Obat Yang Tidak Boleh Diberikan Kepada Bayi






Pada dasarnya, bayi itu sama saja dengan orang dewasa, bisa memiliki reaksi negatif tertentu terhadap obat-obatan. Oleh karena itu, dalam memberikan obat, baik itu yang diresepkan dokter atau pun yang dijual bebas — bahkan obat-obatan “herbal” — merupakan hal yang harus dilakukan dengan ekstra hati-hati.

(Catatan: Sampai bayi berusia 6 bulan, selalu konsultasikan pemberian obat apa pun ke dokter Anda, obat selain acetaminophen khusus bayi baru dapat diberikan minimal pada usia 3 bulan)
1. Aspirin
Jangan pernah memberikan bayi Anda aspirin atau obat-obatan lainnya yang mengandung aspirin.
Untuk demam atau penyakit ringan lainnya, konsultasikan dengan dokter Anda tentang obat yang mengandung acetaminophen atau ibuprofen yang bisa diberikan untuk bayi Anda.
2. Obat Batuk dan Obat Flu yang Dijual Bebas
American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan untuk menghindari pemberian obat batuk dan obat flu yang dijual bebas di apotik. Penelitian menunjukkan bahwa obat-obatan tersebut tidak membantu meredakan gejala flu pada bayi. Obat-obatan ini juga bisa berakibat buruk, khususnya apabila dikonsumsi melebihi dosis yang dianjurkan.

Selain efek samping seperti pusing atau sulit tidur, gangguan perut, dan ruam merah pada kulit, obat-obatan ini juga bisa menimbulkan efek yang serius seperti jantung berdebar, sawan, bahkan kematian. Setiap tahunnya, 7000 anak berusia di bawah 11 tahun harus masuk UGD karena terlalu banyak meminum obat batuk atau obat flu.
Bila bayi Anda terkena flu, Anda bisa melakukan home treatment sendiri.
3. Obat Anti-Muntah
Jangan memberikan bayi Anda obat anti-muntah(baik yang diresepkan dokter maupun yang dijual bebas) kecuali bila dokter Anda memang secara khusus merekomendasikannya. Umumnya muntah-muntah terjadi dalam waktu singkat, di mana bayi dan anak biasanya dapat mengatasinya tanpa obat apa pun. Selain itu, obat anti-muntah berisiko menimbulkan komplikasi lain. (Bila bayi Anda mulai muntah-muntah dan terlihat dehidrasi, hubungi dokter Anda)
4. Obat untuk Orang Dewasa
Sangat berbahaya memberikan bayi obat dewasa dengan dosis diperkecil. Jika tidak ada tulisan mengenai dosis bayi di labelnya, jangan berikan obat tersebut pada bayi Anda.
5. Obat yang Diresepkan untuk Orang Lain atau untuk Kondisi Penyakit Lain
Obat resep yang ditujukan bagi orang lain (misalnya saudara kandung) atau untuk penyakit lain tidak akan ada gunanya atau bahkan berbahaya bila diberikan pada bayi Anda. Berikan pada bayi Anda hanya obat yang memang diresepkan baginya dan kondisi penyakit yang dideritanya.
6. Obat Kadaluarsa
Obat-obatan kadaluarsa (baik yang diresepkan maupun yang dijual bebas) harus segera dibuang. Singkirkan pula obat-obatan yang sudah mengalami perubahan warna dan bentuk — atau sudah terlihat tidak sesuai dengan bentuk awal saat Anda membelinya.
Setelah melampaui tanggal kadaluarsa, obat tersebut menjadi tidak efektif lagi dan bahkan berbahaya. Jangan dibuang di toilet, karena bisa mengkontaminasi air tanah yang akan diminum Anda.
7. Obat dengan Ekstra Acetaminophen
Beberapa jenis obat ada yang mengandung acetaminophen untuk meredakan demam dan nyeri, sehingga berhati-hatilah untuk tidak memberikan dosis tambahan. Bila Anda tidak yakin akan isi kandungan obat tersebut, jangan berikan bayi Anda acetaminophen atau ibuprofen sampai dokter Anda mengizinkannya.
8. Obat yang Bisa Dikunyah
Tablet kunyah sangat berbahaya bagi bayi karena bisa menyebabkan tersedak. Jika bayi Anda sudah mulai MPASI dan Anda ingin memberikannya tablet kunyah, hancurkan dulu tabletnya, letakkan di atas sendok berisi makanan lembut, misalnya yoghurt atau saus apel. (Tentu saja Anda harus meyakinkan bahwa bayi Anda memakan sesendok penuh sesuai dosisnya.)
9. Obat Herbal Cina “Ma Huang” (Ephedra atau Ephedrine)
Jangan pernah memberikan obat herbal Cina “Ma Huang”, atau disebut juga ephedra atau ephedrine. Pada orang dewasa, obat herbal ini berhubungan erat dengan tekanan darah tinggi, jantung berdedar tidak menentu, kejang, serangan jantung, dan stroke.

Konsultasikan dengan dokter atau ahli pengobatan alternatif sebelum memberikan produk herbal apa pun pada anak Anda. Jangan lupa untuk selalu menginformasikan pada dokter obat herbal apa yang telah diberikan pada anak Anda sebelum ia memberikan resep.

Sebenarnya banyak obat herbal yang aman, namun karena ia berasal dari tanaman yang sifatnya natural, belum tentu obat tersebut aman bagi anak Anda. Produk herbal dapat menyebabkan alergi, kerusakan liver (hati), dan tekanan darah tinggi. Pada dosis tertentu atau bila dikombinasikan dengan pengobatan yang tidak tepat, dapat berakibat fatal.

Sumber : Kaskus