Selamat Bertemu Kembali Dengan Bulan Ramadhan! Marhaban Yaa Ramadhan!
Awal Ramadhan ini entah mengapa saya tiba tiba teringat kepada dua orang sahabat. Entah mengapa saya merindukan apa yang telah mereka tunjukkan kepada saya, sebuah toleransi antar agama yang indah, sebuah contoh keteladanan yang menyejukkan hati saya. Toleransi antar agama? Iya, dua orang sahabat saya ini berbeda agama, salah satu beragama Islam dan satunya lagi seorang Kristen yang taat.
Pikiran saya melayang layang ke sebuah kejadian pada bulan Ramadhan 2 tahun lalu, ketika kami bertiga harus menyelesaikan ‘tugas’ di tengah terik panas kota Surabaya. Jika anda penduduk kota Surabaya, tentulah anda akan sangat paham bagaimana rasanya ‘panas’ kota yang tengah dipanggang matahari, tak heran jika ada yang mengatakan bahwa orang orang Surabaya adalah orang yang gampang panas hatinya.
Suatu hari menjelang siang kami harus menuju pusat kota untuk menyelesaikan sebuah urusan pekerjaan dengan menggunakan mobil milik sang sahabat yang beragama Kristen. Jalanan kota macet padat merayap, matahari memanggang dengan garangnya plus semakin lengkap penderitaan kami bertiga karena AC mobil ternyata tidak berfungsi.
Kami bertiga telah basah kuyup dengan keringat, terpaksa kami harus mengeluarkan persediaan air berharga yang tersimpan dalam tubuh untuk mendinginkan kulit (emangnya unta?). Sahabat kami yang Kristen berulang kali meminta maaf tentang AC mobilnya yang rusak, saya dan sahabat yang satunya lagi terpaksa harus berulangkali ‘menghibur’ hatinya dengan mengatakan bahwa inilah ujian untuk orang yang sedang berpuasa. Yup! Ingin merasakan ujian orang yang berpuasa? Datanglah dan berpuasalah di Surabaya pada bulan Ramadhan
Mendadak sahabat Muslim saya teringat sesuatu dan membuka laci dashboard mobil, mengeluarkan sebotol air mineral. Memang sudah menjadi kebiasaan sahabat Kristen saya untuk menyimpan persediaan air ditempat itu.
“Heee .. mau batal puasa ya?” Ejek saya.
“Hehehehe …. ” Sahabat Muslim nyengir sambil membuka segel botol air mineral dan menyodorkan ke sang sahabat Kristen. “Kamu harus minum!”
“Ahh, Gak .. nanti saja” Sahabat Kristen menolak. Saya tahu dia merasa sungkan, saya tahu dia merasa tidak enak untuk minum di depan dua orang yang sedang berpuasa walau sebenarnya saat itu dia sendiri sedang payah kehausan.
“Wah … Kamu harus minum. kalau kita bertiga sampai pingsan kehausan, lalu siapa yang akan menyetir mobil ini?” Sahabat Muslim saya memaksa.
“Hahahaha!!! Bener juga .. kamu harus minum!” sadar dengan alasan masuk akal itu, saya pun ikut ikutan memaksa Sahabat Kristen untuk minum.
Berulangkali dipaksa akhirnya sahabat Kristen saya mau juga untuk meminum air mineral yang disodorkan, kami yang berpuasa memandangnya sambil nyengir iri *glek glek glek … haduuhh segernya* hehehhehe.
Penderitaan kami agak berkurang setelah sampai di tujuan, sebuah gedung perkantoran yang sejuk karena sepertinya seluruh mesin AC dengan sewenang wenang dipaksa beroperasi penuh untuk mendinginkan ruangan.
“Ahhh .. bagaikan di surga” kami bertiga tanpa permisi langsung merebahkan tubuh di sofa empuk lobi kantor, tak peduli mata sayu mbak penerima tamu yang cantik - yang sepertinya juga sedang berpuasa - memandang heran ke arah kami yang imut imut kumus kumus berantakan plus berbau lebhus akibat keringat itu.
Setelah selesai urusan, kami pun meninggalkan gedung ’surga sejuk’ itu, untungnya perjalanan pulang ke arah pinggiran kota Surabaya lancar jaya. Di tengah perjalanan pulang sahabat Kristen menawarkan untuk mampir di Masjid Al Akbar agar saya dan sahabat Muslim bisa menunaikan shalat Zhuhur. “Percuma puasa kalo ga shalat” Gloodack!! Tiba tiba saja sahabat Kristen saya menjadi ustadz .. hihihi.
Dan di Masjid Al Akbar, sebelum turun dari mobil sahabat Muslim saya tiba tiba membuka tas punggungnya - mengeluarkan sebuah kantong plastik berisi snack, roti, kue dan dua botol minuman dingin dan kemudian menyerahkannya kepada sahabat Kristen.
“Daripada bengong nungguin kami shalat, kamu nyamil aja ya … hehehe” Ah, rupanya dia menyelinap membeli makanan dan minuman itu ketika pamit untuk ke kamar kecil gedung perkantoran yang tadi kami kunjungi.
—
Beberapa orang mungkin akan mengatakan cerita ini lebay .. sebuah basa basi lintas agama. Tapi bagi saya kejadian masa lalu ini adalah sebuah kenangan indah tentang toleransi antar agama yang telah mulai menghilang di negeri ini. Kami bertiga telah terpisahkan oleh jarak .. dan saat ini saya memandang 2 SMS dari mereka:
“Marhaban Yaa Ramadhan. Mohon maafkan semua kesalahan. Smoga amal ibadah di bulan ini mendapatkan ridha & cinta dari ALLAH”
“Selamat bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Maafkan atas salah kata dan sikap. Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga lancar dan menjadi suci kembali”
Di luar sana, di situs situs jejaring sosial dan web forum diskusi saya melihat, Muslim dan Kristen saling berbantah bantahan dalam kebencian .. saling menghujat satu sama lain dengan kata kata menyakitkan.
Tapi di sini, dalam hati kami … bendera bendera kejayaan Jerusalem masa lalu berkibar dengan indahnya … Kejayaan ketika semua agama hidup berdampingan dengan damai …
—-
Sengaja kau tebar kebencian, maka kebencian juga yang akan kau dapat. Kawan, tidak ada ceritanya - kebencian yang menuai cinta
http://nightcaster.blogdetik.com/2010/08/11/ramadhan-dan-dua-sahabat-berbeda-agama/