I. French Frigate Shoals
The French Frigate Shoals atau Tern Island merupakan salah satu tempat yang paling spektakuler dan paling khas diantara lapangan udara lain yang ada di dunia. Bentuknya lebih mirip dengan kapal induk, hampir setiap jengkal tanah pulau ini dijadikan landasan udara.
Landasan ini merupakan landasan pertama yang memainkan peran dalam WW2 ketika digunakan sebagai salah satu situs milik Jepang untuk mengisi bahan bakar pesawat air dari kapal selam Jepang yang bersembunyi di perairan sekitar atol. Landasan ini pun merupakan bagian dari invasi Jepang untuk menaklukkan Kepulauan Midway. Beberapa perlengkapan pengisian bahan bakar telah berhasil dibawa ke pulau ini pada tahun 1942 oleh dua kapal terbang H8K Emily. Pasukan pesawat air pun dipasang untuk melakukan serangan ke Pearl Harbor, meskipun pada akhirnya penyerangan tersebut gagal karena buruknya cuaca saat itu.
Kemudian pada tahun 1942, elemen ke-5 Batalyon Seabee tiba di Tern Island untuk memulai pembangunan sebuah lapangan terbang. Pulau itu hanya beberapa ratus meter panjangnya, namun diperluas dengan mengeruk karang untuk hingga luasnya meningkat menjadi 3.100' x 275', cukup untuk membangun landasan & sebuah area jalan yang mampu memuat 24 unit mesin pesawat.
Setelah akhir WW2, pulau tersapu bersih oleh gelombang pasang pada tahun 1946, setelah pangkalan ini ditutup oleh Angkatan Laut (US).
Dalam beberapa tahun terakhir, Pulau Tern menjadi bagian dari Kepulauan Hawaii & Pacific Islands National Wildlife Refuge Complex.
II. Kure Atoll
Kure Atoll ditemukan pada tahun 1827 oleh Stanikowitch kapten kapal Rusia 'Moller', lalu atol pun dinamai. Antara 1876 dan 1936 Copra Australia & Guano Ltd menambang guano (kotoran burung, kelelawar) dari setiap pulau di atol ini. Selama PD II beberapa pangkalan militer dibangun di pulau, dan kemudian stasiun pengawas Loran C. dengan dua tiang-tiang setinggi 158 m, yang beroperasi hingga tahun 1989, sampai stasiun ditinggalkan. Sampai hari ini atol Kure dimiliki oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Ada sebuah stasiun ilmiah di Sand Island, yang digunakan oleh University of California, tetapi tidak permanen. Landasan udara hanya mungkin digunakan bila ada izin khusus, dan sebagian besar pulau-pulau merupakan cagar alam burung.
Sekarang, The Kure Atoll benar-benar tertutup untuk umum, agar mereka menjadi salah satu basis utama bagi Hawaii Monk Seal (schauinslandi monachus) yang sangat langka, semacam anjing laut yang hanya hidup pada beberapa titik di Kepulauan Hawaii.
Kure atoll terletak antara 28 ° 25'LS 178 ° 20 ' BB, merupakan pulau terjauh di ujung utara dalam rangkaian kepulauan Hawaii. Atol ini terpisah sejauh 2.300 Km dari pulau utama Hawaii. Karang yang melingkar rata-rata memiliki diameter sekitar 5 mil dan beberapa pulau berdiri di atas karang.
Tiga pulau terbesar adalah Pulau Hijau di selatan, Sand Island pada pertengahan karang timur, dan Core Island di utara. Satu-satunya tanah yang memiliki ukuran signifikan adalah Green Island yang merupakan merupakan habitat bagi ribuan burung laut. Total luas lahan (daratan) yang tersedia sekitar 213,097 hektar (86,237 ha), dengan luas Green Island 191,964 hektar (77,685 ha) dari jumlah total.
Beberapa bangkai kapal tersebar di atas karang. Kecelakaan terbesar terletak di sudut barat laut karang, yakni sebuah kapal Taiwan berbobot 10.000 ton, yang berlayar di atas karang pada tahun 1980.
III. Johnston Island
Atol Johnston adalah salah satu atol yang paling terpencil di dunia, terletak di utara Central Pasifik, sekitar 1.325 km sebelah barat dari Honolulu (kepulauan bagian Hawaii).
Atol Johnston – sebuah wilayah yang tidak tergabung dari Amerika Serikat (unincorporated territory) – memiliki luas platform hingga lebih dari sekitar 130 km². Karena secara keseluruhan, luas lahan di Atol Johnston telah ditingkatkan hingga hampir 10 kali lipat.
Kebanyakan pengerukan terjadi setelah Perang Dunia II dan pada 1960-an sebagai fasilitas militer. Saat masih aktiv Atol Johnston digunakan sebagai situs tempat pengisian bahan bakar untuk pesawat terbang dan kapal selam selama Perang Dunia II dan sebagai dasar untuk operasi pengangkutan udara selama Perang Korea, dan kemudian sebagai situs untuk uji senjata nuklir, penyimpanan senjata kimia dan baru-baru ini sebagai tempat uji coba senjata kimia. Atol Johnston diserahkan ke US Fish dan Wildlife Service pada tahun 2003 untuk dikelola sebagai bagian dari Hawaii dan Pasifik (Sistem Pengendalian dan Perlindungan Margasatwa Nasional)
Sejarah
The American Brig ‘Sally’, yang dikapteni oleh Joseph Pierpont, menepi pada sebuah beting dekat Johnston Island pada 2 September 1796, tapi mereka tidak tahu nama atau klaim atas tanah yang mereka pijak itu. Pulau ini pun dinamai untuk Kapten Charles J. Johnston, komandan HMS Cornwallis, yang mengakui penemuan resminya pada 14 Desember 1807 atas pulau ini.
IV. Palmyra Island
Atol Palmyra adalah sebuah atol yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah federal Amerika Serikat. Atol Palmyra memiliki luas 4.6 mil ² (12 km2), dan terletak di Samudera Pasifik Utara. Secara geografis, Palmyra adalah salah satu dari Northern Line Islands (tenggara Kingman Reef dan utara Kiribati Line Islands), hampir terletak di perbatasan sebelah selatan Kepulauan Hawaii, kira-kira pertengahan antara Hawaii dan Samoa Amerika.
Secara politik, Palmyra adalah sebuah wilayah yang tergabung dari Amerika Serikat, yang berarti tunduk kepada semua ketentuan yang terkandung dalam Konstitusi Amerika Serikat dan secara permanen di bawah kedaulatan Amerika Serikat. Namun, di sisi lain Palmyra merupakan wilayah tidak terorganisir karena tidak ada tindakan Kongres yang menetapkan bagaimana seharusnya kawasan ini berjalan/diatur. Satu-satunya hukum yang relevan bahwa Presiden hanya memberikan kewenangan untuk mengelola pulau dengan sebaik-baiknya.
Sejarah
Catatan sejarah Atol Palmyra dimulai ketika pertama kali terlihat pada tahun 1798 oleh seorang kapten laut Amerika, Edmund Fanning dari Stonington, Connecticut, saat kapalnya The Betsy tengah dalam perjalanan menuju Asia. Baru kemudian pada November 7, 1802, orang barat pertama mendarat di atol yang tak berpenghuni itu, saat kapal AS ‘Palmyra’ milik Kapten Sawle rusak di atol tersebut.
V. Wake Island
Pulau Wake (Wake Island dikenal juga sebagai Atol Wake atau Wake Atoll) adalah sebuah atol koral dengan garis pantai sepanjang 19,3 km yang terletak di Samudra Pasifik bagian utara. Letaknya 3.700 km di sebelah barat Hawaii dan 2.430 km di sebelah timur Guam. Pulau terbesarnya (juga disebut Pulau Wake) merupakan pusat aktivitas wilayah ini dan memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 m. Pulau ini dinamakan dari Kapten Willaim Wake, kapten dari kapal Prince William Henry yang berkunjung pada tahun 1796, dengan demikian pengejaan pulau ini pun berubah mengikuti pengejaan bahasa Inggris (wek), bukan wa ke.
Sebagai bagian dari Kepulauan Terpencil Minor, Pulau Wake termasuk wilayah yang tidak tergabung (unincorporated territory) yang dikelola oleh Kantor Urusan Insuler, Departemen Interior Amerika Serikat. Pulau ini tertutup untuk umum dan diurus oleh Angkatan Udara AS, Angkatan Darat AS dan Chugach McKinley, Inc., sebuah perusahaan di bidang layanan pengelolaan dan pengoperasian pangkalan sipil. Kepemilikan Pulau Wake disengketakan dengan Kepulauan Marshall.
Walaupun secara resmi disebut sebuah pulau, Wake sebenarnya adalah sebuah atol yang terdiri dari tiga pulau (Wake, Wilkes, dan Peale) yang mengelilingi sebuah laguna. Penggunaan istilah 'pulau' bermula dari hasrat Angkatan Laut AS semasa Perang Dunia II untuk membedakan Wake daripada atol-atol lainnya yang telah dikuasai Jepang. Jepang lalu menguasai wilayah ini pada Desember 1941 hingga September 1945.
Pertempuran Pulau Wake dimulai bersamaan dengan Serangan atas Pearl Harbor dan berakhir pada 23 Desember 1941, dengan penyerahan pasukan Amerika ke Jepang.
Perang ini berlangsung di sekitar atol-atol Pulau Wake, perang udara mewarnai pertempuran di antara Kepulauan Peale dan Wilkes saat itu, yakni Jepang dan Amerika. Namun, pasukan laut dari masing-masing Negara lah yang memainkan peran pentng dalam perang besar di Kepulauan Wake.
Awalnya pulau wake dikuasai oleh Jepang sampai September 4, 1945, hingga akhirnya sisa-sisa garnisun Jepang menyerah kepada detasemen Marinir Amerika Serikat. Dan pulau wake pun beralih kekuasaan.