www.rajaparkir.com
Revolusi Perancis yang membawa banyak perubahan bagi Perancis, yaitu dengan tumbangnya kekuatan monarki serta munculnya semboyan Egalite, Liberte, dan Egalite. Akan tetapi akibat revolusi Perancis ini muncullah seorang tokoh terbesar dalam sejarah Perancis yaitu Napoleon Bonaparte yang mengambil alih kekuasaan di Perancis pada saat terjadi kekosongan kekuasaan di negara tersebut . Setelah berhasil menjadi penguasa di Perancis, Napoleon membuat beberapa perubahan besar di dalam negeri, selain itu ia juga melakukan kebijakan-kebijakan ke luar negeri yang mengakibatkan terjadinya perubahan besar di negara-negara Eropa. Invasi yang dilakukan Napoleon mengakibatkan sebagian besar negara-negara di Eropa berada di bawah kekuasaan Perancis. Untuk menjaga kekuasaanya di negara taklukkan, Napoleon mengangkat saudara-saudaranya menjadi kepala negara .
Sebagai akibat dari invasi yang dilakukan Napoleon ke luar Perancis, maka banyak negara-negara yang tidak senang terhadap Napoleon diantaranya adalah Prusia dan Austria. Mereka mencari kesempatan untuk menghancurkan Perancis. Kesempatan itu muncul ketika kedua negara tersebut menggabungkan semua kekuatan melawan Napoleon saat pertempuran di Leipzig bulan Oktober 1813. Setahun kemudian, Napoleon tertangkap dan dibuang ke Pulau Elba, sebuah pulau kecil di lepas pantai Italia. Akan tetapi pada tahun 1815, Napoleon berhasil meloloskan diri dari Pulau Elba dan kembali ke Perancis. Ia disambut dengan baik dan kembali berkuasa..Setelah mengetahui hal tersebut negara-negara Eropa segera mengumumkan perang dengan Napoleon dan tepat seratus hari kemudian Napoleon mengalami kekalahan di pertempuran yang terjadi di Waterloo. Kemudian Napoleon dibuang dan dipenjarakan di Pulau St. Helena, sebuah pulau kecil di selatan Samudera Atlantik. Di Pulau inilah Napoleon menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1821 akibat serangan kanker.
Semenjak kekalahan Napoleon yang pertama pada tahun 1814 yang berujung dengan dibuangnya Napoleon ke Pulau Elba. Beberapa negara Eropa mempunyai suatu inisiatif untuk melakukan suatu pertemuan yang bertujuan untuk mengatur kembali batas-batas wilayah negara di Eropa. Inisiatif ini pun terwujud dengan diadakannya Kongres Wina pada tanggal 1 September 1814 sampai 9 Juni 1815. Kongres ini dipelopori oleh empat negara yaitu Austria, Prusia, Britania, dan Rusia. Pimpinan dalam kongres ini adalah Pangeran Klemens dari Austria. Selain itu beberapa negara Eropa juga diikutsertakan seperti Swedia, Perancis, dan Spanyol.
Salah satu negara yang mendapat imbas yang positif dari Konggres Wina adalah Jerman. Setelah sebelumnya dikuasai oleh Napoleon, Jerman berhasil menyatukan daerah-daerahnya kembali walaupun harus mengalami beberapa proses pembentukan dan konflik dengan negara Eropa lainnya
Sebelum dibentuknya Jerman menjadi kesatuan ada beberpa peristiwa penting yang terjadi di negara ini antara lain :
- Pembentukan Konfederasi Jerman (1815)
- Masa Revolusi dan Konservatisme (1848)
- Masa Pemerintahan Bismarck (1862-1890)
- Perang Prussia Austria (1866)
- Pembentukan Konfederasi Jerman Utara (1867-1871)
- Perang Perancis-Prussia (1870-1871)
- Penyatuan Jerman (1871)
Setelah diadakannya penyatuan, Negara Jerman berbentuk kekaisaran dengan Kaisarnya yang bernama William I dan Kanselir Biscmark. Pada masa ini terjadi banyak perubahan ke arah moderenisasi diantaranyan dalam bidang ekonomi, ideologi, dan hukum. Kekasiasran ini dapat bertahan selama 47 tahun yaitu sejak pemerintahan Kiasiaran William I sampai turun tahtanya Kaisar William II pada tahun 1918.
Konggres Wina
Eropa berada dalam kekacauan besar setelah kekalahan Napoleon pada tahun 1814. Negara-negara yang berperan dalam kekalahan Napoleon tersebut adalah Austria , Britania Raya, Rusia, dan Prussia yang kemudian menandatangani Perjanjian Chaumont. Lalu mereka merencanakan akan mengadakan pertemuan di Wina Austria pada bulan September untuk mengatur wilayah Eropa seperti semula. Swedia, Portugal, dan Spanyol juga menandatangani perjanjian tersebut tetapi empat negara utama yang berhak menangani keputusan-keputusan penting yang akan sudah dan akan diambil . Dalam kesempatan itu, Perancis juga masuk ke dalam negara-negara yang ikut berpatisipasi dalam kongres itu.
Jalannya Konggres
Konggres Wina diadakan dengan penuh selebrasi dan kemewahan. Tugas pertama Konggres adalah untuk membatalkan segala tindakan Napoleon termasuk mengembalikan batas wilayah Perancis, dan mengembalikan kekuasaan raja ke semua negara di Eropa. Kemudian empat negara utama mengatur kembali batas-batas Eropa untuk menciptakan suatu keseimbangan di Eropa dengan tujuan mencegah munculnya Napoleon lain di Eropa . Hasilnya dari konggres ini adalah Eropa berada dalam keadaan damai selama empat puluh tahun .
Konggres Wina menghasilkan resolusi ” Selalu ada suatu alternatif dalam konflik.” Para penguasa Eropa telah bosan dengan peperangan pada tahun 1814. Mereka menyimpan ambisi untuk bekerja dalam sebuah kedamaian. Hasil ini dilakukan untuk mencegah masa depan yang mengarah pada peperangan dan konflik yang diharapkan dapat bertahan selama bertahun-tahun. Semua konflik yang terjadi dalam kongres dapat dipecahkan dengan jalan damai.
Meskipun konferensi dibuka dengan kemeriahan , delegasi-delegasi dari negara-negara yang terlibat dalam konggres ini segera membahas dengan sungguh-sungguh pekerjaannya. Empat negara besar Eropa ( Austria, Rusia, Prussia, dan Britania Raya) diharapkan untuk membuat banyak keputusan yang besar . Austria diwakili oleh Pangeran Klemens von Metternich, menteri negara yang juga menjabat presiden Konggres itu. Rusia mengirim Alexander I, kaisar Rusia. Sedangkan wakil dari Prussia adalah Pangeran Karl Agustus Von Hardenberg, dan Britania Raya diwakili oleh Lord Castlereagh, dan Arthur Wellesley, Duke of Wellingtom I. Kelompok dari negara-negarautama memutuskan Perancis,Spanyol, dan negara lainnya tidak berhak bersuara dalam keputusan penting. Akan tetapi, Diplomat Perancis, Charles Maurice Talleyrand, berhasilbernegosiasi dan menjadikan Perancis mempunyai suara yang sama dalam konggres itu.
Konggres Wina berakhir pada bulan Juni 1815 ( tepat sebelum Pertempuran Daerah Waterloo dan kekalahan Napoleon yang akhir), dengan ditandatanganinya suatu perjanjian oleh Britania Raya, Austria, Perancis, Portugal, Prussia, Rusia, Spanyol, dan Swedia.
Hasil kongres
Konggres Wina menghasilkan beberapa resolusi antara lain :
- Wilayah Perancis pada zaman Napoleon akan dikembalikan
- Rusia akan diberi daerah Duke Warsaw ( Poland)
- Prussia akan diberi separuh Saxony, bagian-bagian dari Poland, dan lain wilayah Jerman
- Konfederasi Jerman yang terdiri dari 36 negara ( mencakup Prussia) dibentuk dari yang sebelumnya 300, di bawah Austria
- Wilayah Austria akan dikembalikan, ditambah sebagian Negara Jerman dan Italia
- The House of Orange akan diberikan kepada Republik Belanda dan Austria Netherlands untuk mengaturnya.
- Norwegia dan Sweden akan digabungkan
- Swiss menjadi negara netral
- Hanover akan diperbesar, dan dibuat suatu kerajaan
- Inggris akan diberi Jajahan Tanjung/Mantol, Afrika Selatan, dan berbagai jajahan di Asia dan Afrika
- Sardinia akan diberi Piedmont, Manis, Kubis savoy, dan Genoa
- Bourbon Ferdinand I dikembalikan ke dalam dua Sicilies
- Daerah duke Parma akan diberikan kepada Marie Louise
- Perdagangan budak dilarang
- Kebebasan untuk navigasi dijamin di banyak sungai
Dampak dari Konggres Wina ini sangat dirasakan oleh negara-negara Eropa .Salah satu negara yang merasakan dampak dari Konggres Wina ini adalah negara-negara Jerman yang sesuai resolusi yang disebutkan diatas membentuk suatu konfederasi Jerman yang menyatukan 36 negara-negara kecil yang sebelumnya merupakan negara-negara bagian dari Kekaisaran Roma Suci sebelum direbut oleh Napoleon dan diberi nama Konfederasi Rhein
Konfederasi Jerman
Sebelum dibentuknya Konfederasi Jerman, setelah runtuhnya Kekaisaran Roma Suci (1806), maka antara tahun 1806-1815 dibentuklah Konfederasi Rhine oleh Napoleon. Konfederasi ini merupakan bagian dari wilayah Perancis. Jumlah negara anggota Konfederasi Rhine ini tidak sebanyak ketika masa Kekaisaran Roma Suci. Akan tetapi Konfederasi Rhine ini tidak bertahan lama. Setepah kegagalan kegagalan invasi Napoleon ke Rusia pada tahun 1813 maka Konfederasi ini pun ikut runtuh.
Setelah diadakannya Konggres Wina pada tahun 1815 yang salah satu resoluainya menyatakan akan dibentuknya suatu Konfederasi yang terdiri dari negara-negara bekas wilayah Kekaisaran Roma Suci. Konfederasi ini diberi nama Konfederasi Jerman yang berada di bawah kekuasaan Austria.
Negara Anggota
Dalam Konfederasi Jerman ini terdapat 36 negara anggota yaitu :
- Kekaisaran Austria
- Prussia
- Holstein,
- Bavaria
- Saxony
- Luxemburg
- Hannover
- Hessen
- Sachsen-Weimar
- Sachsen-Gotha
- Sachsen-Coburg-Meiningen
- Sachsen-Hildburgshausen
- Sachsen-Coburg-Saalfeld
- Braunschweig-Wolfenbüttel
- Holstein-Oldenburg
- Mecklenburg-Schwerin
- Mecklenburg-Strelitz
- Anhalt-Dessau
- Anhalt-Bernburg
- Anhalt-Cöthen
- Hohenzollern-Hechingen
- Hohenzollern-Siegmaringen
- Nassau
- Liechtenstein
- Schwarzburg-Sondershausen
- Schwarzburg-Rudolstadt
- Waldeck-Pyrmont
- Reuß of senior line
- Reuß of junior line (Schaumburg-Lippe
- Lippe ( Detmold)
- Lübeck
- Frankfurt
- Bremen
- Hamburg.
Akan tetapi ada tiga wilayah lagi yang bergabung kemudian yaitu Württemberg dan Baden bergabung yang bergabung pada tanggal 26 Juli dan 1 September 1815. Selain itu wilayah Hesse-Homburg, yang sebelumnya di bawah kedaulatan Hessen-Darmstadt, bergabung pada tanggal 7 Juli 1817.
Runtuhnya Konfederasi Jerman
Konfederasi Jerman dapat bertahan terus sampai terjadinya konflik antara Prussia dan Austria. Pada tanggal 14 Juni 1866, Pemerintah Prusia mengumumkan Konfederasi Jerman dibubarkan dan diumumkan peperangan oleh Austria terhadap Prussia. Peperangan itu dengan cepat dapat dimenangkan oleh Prusia. Austria menandatangani perjanjian damai Praha ( 23 Agustus 1866). Sejak saat itu kekuasaan negara-negara Jerman berada di tangan Prussia.
Masa Revolusi dan Konservatisme (1848)
Setelah dilaksanakannya Konggres Wina,berkembang pula gagasan liberal yang sebenarnya telah muncul pada masa Napoleon yang berjalan di bawah sistem pemeritnahan Metternich . Selain itu muncul pula seorang reaksioner-konservatif yaitu Klemens von Metternich, Pangeran Austria.. Bersamaan dengan hal ini, tumbuh pula rasa nasionalisme yang secara terselubung ketika dibentuknya Konfederasi Rhine. Akan tetapi kebijakan suka menguasai yang dianut sistem pemerintahan Metternich pada memadamkan gagasan liberal akan tetapi beberapa tahun kemudian gagasan liberal muncul ke permukaan lagi.
Munculnya Revolusi
Di negara-negara anggota Konfederasi Jerman timbul gerakan-gerakan kaum liberal dan petani yang mempunyai tujuan untuk mengadakan perubahan bagi seluruh lapisan masyarkat ( orang-orang yang dididik, orang-orang kaya, petani, dll.). Gerakan ini berhasil membuat perubahan karena para pangeran dari negara-negara di Konfederasi Jerman ,belum megadakan persiapan unutk mengatisipasi gerakan tersebut. Hasil dari gerakan-gerakan kaum liberal dan petani tersebut adalah diperbolehkannya penyusunan konstitusi dan pembentukan parlemen yang beranggotakan rakyat. Selain itu diangkatnya menteri-menteri yang berideologi liberal dan berakhirnya praktek-praktek feodal. Revolusioner yang dipelopori kaum liberal ini menghasilkan terbentuknya Majelis Nasional, yang mempunyai tujuan untuk membentuk negara kesatuan Jerman yangbercorak liberal dan memiliki suatu konstusional . Pada bulan Mei 1848, Majelis Nasional atau Majelis Frankfurt melakukan pertemuan di Frankfurt untuk menyiapkan proses penyatuan Jerman .Setelah adanya selisih paham antara Prussia dan Austria, Prussia memutuskan untuk mencoba mempersatukan Negara Jerman di bawah Kleindeutsch, daerahnya meliputi semua negara Jerman kecuali Austria, dengan Prussia sebagai pemengang kekuasaan. Pada tahun yang sama Majelis Frankfurt telah menyelesaikan Undang-Undang, dan menetapkan Raja Frederick William I sebagai Kaisar pertama Negara Jerman .
Kembalinya kekuasaan Kaisar
Akan tetapi , Majelis Nasional tidak sepenuhnya menggunakan wewenangnya untuk menyelesaikan semua program yang telah direncanakan .Kaisar Frederick dengan segera mengambil keputusan untuk membatalkan konstitusi dan mengumumkan bahwa ia mempunyai wewenang untuk mengatur Negara Jerman. Ia juga mengumumkan bahwa ia tidak pernah menerima pengangkatan dirinya oleh Majelis. Pada saat itu pula para pangeran menarik kembali konsesi yang telah dibuat oleh kaum liberal pada tahun 1848-1849.Untuk menghalau munculnya gerakan-gerakan liberal lainnya, Kaisar memerintahkan tentaranya untuk menghancurkan gerakan-gerakan liberal yang telah muncul di Jerman Selatan.
Negara Jerman Sebelum Bismarck
Pada tahun 1834, Prussia, di bawah pemerintahan kaum aristokrasi. Salah satu kanslirnya yang banyak membuat perubahan adalah Zollverein. Pada masa pemerintahannya, Ia membuat bisnis dan perdagangan antara negara Jerman mudah. Sebelum masa pemerintahan Zollverein, distribusi barang dari satu negara ke negara lain di Jerman di haruskan membayar biaya perjalanan yang membuat rakyat Jerman sangat sulit berkecimpung dalam bidang bisnis dengan lain tanpa membayar biaya-biaya perjalanan. Pada zaman Zollverein, Pemerintah Prusia menghapuskan semua biaya-biaya itu dan menaruh tarif moderat tunggal di semua wilayah . Pada tahun 1834, hampir semua negara Jerman ( tidak termasuk Austria dan Bohemia) menjadi anggota, dan juga menjadi pasar perdagangan bebas bersama. Zollverein membuat Austria sakit hati karena negara-negara Jerman memproduksi barang-barang yang berharga mahal. Pasar Austria berada dalam situasi kemunduran dikarenakan Austria menjadi pasar yang lebih murah bila dibandingkan negara-negara Jerman lainnya yang berdagang dalam konfederasi., akhirnya Austria dikeluarkan dari pasar Jerman tersebut .
Revolusi industri sangat berdampak bagi Negara Jerman bila dibandingkan wilayah Eropa lainnya. Sepanjang tahun 1850 sampai pada tahun 1870, ekonomi Jerman dengan cepat meningkat. Munculnya pabrik-pabrik baru, tekstil dan besi, rel kereta api, pertambangani batubara, dan perdagangan barang ekspor, populasi penduduk tumbuh dengan cepat dan ditandai pula dengan meningkatnya golongan kelas menengah. Setelah tertinggal dengan negara-negara Eropa Barat lainnya selama sekitar 300 tahun, Negara Jerman dapat bangkit hanya dalam dua dekade. Sungguh beruntung untuk Prussia, karena pada saat itu sedang menguasai Jerman yang sedang maju industrinya, dan Prussia dengan cepat mendominasi ekonomi negara Jerman. Negara Jerman yang lebih kecil mulai menyesuaikan ekonomi mereka dengan Prussia.
Dengan Zollverein dan kemajuan industrinya , Negara Jerman menjadi bersatu secara ekonomis dan budaya dipersatukan sebelum tahun 1871. Negara Jerman sudah mempunyai perhubungan jalan kereta api dan telegraf kawat, dan Zollverein mempertimbangkan sesuatu wilayah kesatuan lebih besar. Austria, oleh karena tindakan-tindakan Zollverein dan infrastruktur Jerman, menganggap orang Jerman sebagai orang asing.
Masa Pemerintahan Otto von Bismarck ( 1815-1898)
Pada tahun 1862, Otto von Bismarck diangkat menjadi Kanselir Prusia, dan ia mempunyai rencana besar untuk negerinya. Ia berniat untuk mempersatukan Negara Jerman di bawah pemerintahan Prusia yang sedang menghentikan semua kemajuan liberal pada waktu yang sama. Ia membenci liberalisme, sosialisme dan demokrasi. Bismarck percaya bahwa ia bisa mencapai tujuannya dengan cara mengendalikan orang-orang dan memanipulasi mereka untuk tujuannya, dengan cara menggunakan pemimpin-pemimpin yang karismatik, menggunakan tenaga yang terbatas, atau bahkan penggunaan menggunakan angkatan perang jika perlu. Otto menginginkan memperoleh dukungan dari kelas rendah dan juga memperoleh dukungan dari suara terbanyak yang ia gunakan untuk melawan kaum liberal dan Austria. Bismarck mendasarkan siasat ini pada strategi Napoleon tentang menggunakan tenaga yang terbatas atau hak pilih yang ia dapatkan dari rakyat. Manipulasi dan penggunaan para pemimpin dari negara-negara lain adalah suatu kunci untuk memulai tujuan terakhirnya, yaitu Penggabungan Jerman. Bismarck adalah suatu pendukung pemerintah ekstrim yang mendukung tujuan dari Maharaja William. Sesungguhnya Ia adalah pendukung pemerintah Prussia. Ia bahkan rela mengelabuhi Raja William dalam rangka memenuhi tujuannya tersebut. Akan tetapi William tetap memercayainya untuk melaksanakannya tugas pemerintahan .
Bismarck memercayai suatu kekuatan. Dalam suatu pidatonya, ia mengumumkan bahwa ” besi dan darah” ( artinya industri dan peperangan) akan disatukan , hal ini bukan hanya perkataan dan deklarasi yaitu akan tetapi suatu kenyataan dengan adanya Revolusi 1848. Kampanyenya menuntut suatu kebijakan asing aktif, dan menekankan Prussia harus mempertahankan kekuasaannya secara terus menerus, sebab Negara-negara Jerman tidak memandang perkembagan liberalisme Prussia, akan tetapi pada kekuasaannya.
Perang Jerman-Austria (1866)
Faktor Pendorong
Bismarck mengetahui cara mencapai tujuannya yaitu mencapai suatu Negara Jerman bersatu di bawah Prussia. Ia harus membentuk suatu masyarakat menurut pandangannya dan penghentian pembentukan koalisi negara-negara untuk melawan Prussia. Peperangan adalah hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya itu. Akan tetapi Bismark tidak menggunakan Angkatan perang Prusia untuk menyerang negara lainnya. Ia tidak mau menunjukan kekuatan Prussia yang sangat besar. Hal lain yang menyebabkan keengganan Bismark adalah negara-negara Eropa baru saja berperang melawan Napoleon dari Perancis. Mereka tidak mau terjadi peperangan lagi. Oleh karena alasan-alasan tersebut di aitas, Bismarck melakukan provokasi t sehingga menyebabkan negara lain menyerangnya terlebih dahulu.
Pada tahun 1863, Denmark mencoba untuk merebut kekuasaan otokrasi di ujung utara negara Jerman, yaitu Schleswig dan Holstein. Bismarck mengumumkan bahwa . ini tidak dapat diterima oleh Konfederasi Jerman, dan bersama-sama Prussia dan Austria ingin berperang melawan Denmark.. Selama masa peperangan ini Biscmark melawan kebijakan-kebijakan dari majelis. Lebih daripada itu, Biscmarck menambah jumlah angkatan perangnya secara besar-besaran yang ditujukan untuk memenangi perang dengan cepat. Biscmark berpikir bahwa apabila ia dapat memenangi perang dengan cepat, ia akan dapat membenarkan kebijakan yang telah diambil dihadapan kelompok-kelompok di dalam negeri yang menetangnya dan dapat menguasai musuh-musuhnya yaitu kaum liberal . Seperti harapannya untuk dapat mengalahkan Denmark dengan cepat , kekuatan angkatan perang Biscmarck dan bantuan angkatan perang Austria akhirnya mengalahkan Denmark, dan keduanya negara yang menjadi rebutan itu terpisah. Prussia mengambil Schleswig, dan Austria mengambil Holstein. MeskipunBismarck dapat mencapai tujuan yang diingingkan namun kaum liberal tetap tidak senang terhadapnya dan secara terus menerus mencoba untuk menjatuhkannya dari jabatan kanselir.
Tindakan Biscmark Selanjutnya
Pada tahun 1866, Bismarck memberikan perintah kepada pasukannya untuk maju ke daerah Austria yaitu negara bagian Holstein, dan mencoba untuk memprovokasi Austria agar mengumumkan perang dengannya. Ia membuat suatu isolasi diplomatik dan membuat keadaan dimana Austria tidak dapat meminta bantuan dari Rusia, Perancis, Inggris, atau Italia. Situasi ciptaan Biscmark ini akhirnya membawa Austria terpancing untuk berperang dengan Biscmark. Salah satu betuk isolasi diplomatik adalah Bismarck mengirim sebuah surat ke Italia yang ditujukan untuk mengisolasi Austria. Surat itu menyatakan bahwa Prussia menginginkan bantuan dari Italia yaitu berupa pertempuran bertahan melawan Austria. Sebagai imbalannya Italia akan diberikan salah satu wilayah dari negara-negara Jerman. Akan tetapi hal tepenting kemudian terjadi yaitu ketika Bismarck memulai bagian yang jenius daripada rencananya. Ia mengirim suatu surat kepada Raja Perancis. Surat ini pun sama seperti yang dikirimkannya kepada Italia, Biscmark menjanjikan akan memberikan daratan Jerman kepada Perancis jika Austria mengumumkan perang dengan Prussia. Duta besar Perancis untuk Prussia menyetujui perjanjian itu dan membuat garis besar persetujuan tersebut yang pada dasarnya berkata ” Perancis menuntut Selatan daratan Jerman sebagai daerah netral dalam peperangan Prussia melawan Austria.” Muslihat Bismarck dalam kesepakatan ini adalah tidak adanya tanda tangan dalam dokumen tersebut, dan Perancis masuk ke dalam muslihat ini. Dokumen ini akan membawa kemarahan Perancis kemudian. Tindakan-tindakan yang diambil Biscmark ini menyebabkan perasaan khawatir Austria tentang apa yang akan direncanakan Prussia selanjutnya. Langkah terakhir Bismarck untuk memprovokasi Austria agar menyatakan perang terhadapnya adalah untuk membuat suatu deklarasi yang mendahului keputusan Majelis Frankfurt. Deklarasi ini menyatakan bahwa ia berniat untuk membentuk suatu Negara Jerman dipersatukan di bawah pemerintahan Kleindeutsch. Salah satu poin penting dari rencana ini adalah Austria dikeluarkan dari Konfederasi. Kemudian Austria melihat bahwa Prussia telah bersiap-siap untuk melakukan peperangan dengannya , dan kemudian mendengar bahwa Bismarck berniat untuk mengeluarkan Austria dari konfederasi. Hal ini dilakukan Biscmark dengan harapan pada akhirnya Austria akan menyerang Prussia Akan tetapi. Austria, mengambil suatu langkah logis pada saat itu, yaitu mengadakan serangan lebih dahulu terhadap Prussia.
Akhir Peperangan
Kebanyakan dari negara Jerman menggabungkan diri dengan Austria untuk melawan Angkatan perang Prusia. Alasan utamanya adalah mereka percaya bahwa Austria akan menjadi pelindung kemerdekaan mereka. Akan tetapi, ,kekuatan militer Bismarck yang besar mampu memenangi peperangan itu. Menurut pandangan Biscmark Austria harus dapat menjadi suatu sekutu bukannya sebagai musuh di masa depan. Oleh karena itu Bismarck dengan segera membuat perjanjian damai dengan Austria dan negara-negara Jerman di Selatan. Perjanjian Praha yang ditandatangani pada tanggal 23 Agustus membuat Austria dapat mempertahankan daerahnya kecuali Venetia yang kemudian diserahkan ke Italia sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya sehingga mereka tidak akan ikut campur lagi dalam peperangan itu. Dalam rangka meredam kemarahan rakyat Prussian-Austria terhadap Prussia, maka Bismarck memberi Austria kerajaan Hongaria, yang menyebabkan terdapatnya dua pemerintahan di wilayah tersebut. Prussia, kemudian memasukkan semua negara di Jerman ke dalam suatu konfederasi Jerman Utara. Peperangan Austria-Prussia mempunyai banyak persamaan dengan peperangan Persia. Persia telah menjadi bagian dari Yunani, terutama daerahIonian, sampai orang Yunani mengalahkan mereka dalam tiga peperangan. Persia sama seperti Austria yaitu terpaksa mengikuti Jerman dan kemudian membuat mereka menarik diri dari semua hubungan dengan Eropa .
Setelah Konfederasi Jerman runtuh akibat peperangan Austria-Prussia, maka dibentuklah konfederasi baru dengan nama Konfederasi Jerman Utara yang dibentuk pada tahun 1867. Tujuan dari dibentuknya konfederasi ini adalah untuk membuat suatu negara Jerman baru yang kuat. Bismarck mengambil kebijakan untuk memperbolehkan adanya hak pilih bagi rakyat dan mengijinkan parlemen untuk mengatur anggaran konfederasi. Selain itu di setiap negara-negara Jerman diijinkan untuk membentuk pemerintah mereka sendiri. Akan tetapi pemerintah ini masih bertanggung jawab kepada Raja Prusia, yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Akan tetapi,dukungan kaum liberal melemah. Mereka menentang peningkatan kekuatan angkatan perang. Meskipun demikian, mereka menyetujui dibentuknya konfederasi yang baru itu sebab ini merupakan langkah menuju penggabungan Jerman. Bismarck puas dengan sikap kaum liberal tersebut karena tanggapan mereka menerima ekspansi militer dan mereka dapat menerimanya tanpa perlu adanya persetujuan . Pada sisi lain, Prusia yang konservatif juga menyukai konfederasi yang baru sebab meningkatkan kekuatan dan stabilitas di Prussia.
Adalah menarik untuk catat bahwa lima tahun sebelum penggabungan Jerman, negara Jerman telah berperang dengan sesamanya.
Konfederasi Jerman Utara
Konfederasi Jerman Utara (dalam bahasa Jerman Norddeutscher Bund) terbentuk pada tahun 1867, mengikuti runtuhnya Konfederasi Jerman. Konfederasi ini juga dibentuk setelah Prusia mengalahkan Austria pada Perang Austria-Prusia di tahun 1866. Dibentuk oleh 22 negara Jerman bagian utara dan tujuannya dibentuknya bersifat pengelompokan transisional serta hanya berdiri sampai didirikannya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Akan tetapi pembentukan Konfederasi Jerman ini mempunyai makna pengokohan kekuasaan Prusia atas Jerman bagian utara dan memancarkan kuasa yang sama melalui Zollverein (Uni Perbatasan) dan perjanjian perdamaian rahasia (disetujui dengan negara-negara selatan pada hari sebelum berlakunya Perdamaian Praha) di Jerman bagian selatan. Pantas diperhatikan, Konfederasi ini tidak mengikut sertakan Austria dan Bayern. Meski konfederasi ini tidak ada lagi semenjak dibentuknya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871 namun merupakan dasar pembangunan konstitusi Jerman tahun 1871. Konstitusi ini memberikan kekuasaan besar pada kanselir baru. Salah satu hasil dari konstitusi ini adalah ditunjuknya Biscmark menjadi kepala Dewan Federal (Bundesrat) Prusia. Hal ini membuat sang kanselir ‘bertanggung jawab’ namun tidak bisa dijatuhkan oleh Reichstag (Parlemen Jerman). Berkat hal ini Bismarck bisa menjadi penghubung antara rakyat dan sang Kaisar. Namun konstitusi ini secara relatif bersifat konservatif. Sang kanselir tetap memiliki kekuasaan untuk mengatur anggaran militer setelah ada krisis konstitusional yang menelan Kaisar Wilhelm I pada 1862. Undang-undang juga melarang beberapa pegawai negeri untuk menjadi anggota Reichstag,terutama mereka yang menjadi lawan utama Bismarck pada tahun 1860-an.
Otto von Bismarck membuat konstitusi ini yang mulai berlaku pada 1 Juli 1867, dengan Raja Prusia, Wilhelm I, sebagai kepalanya dan Bismarck sebagai kanselirnya. Negara-negara (bagian) diwakili di Dewan Federal (Bundesrat) dengan 43 kursi (Prusia mendapatkan 17 kursi). Terutama yang patut disinggung di sini ialah bahwa Bismarck memperkenalkan hak pilih semesta kepada pria di Konfederasi ini untuk pemilihan umum Reichstag. Keanggotaan Dewan Federal atau Bundesrat diperluas sebelum tahun 1871 dengan didirikannya Parlemen Zollverein pada 1867, sebuah usaha untuk mendekatkan persatuan dengan negara-negara selatan dengan memperbolehkan mereka mengirimkan wakil ke Dewan Federal.
Setelah dikalahkannya Perancis oleh Prusia pada Perang Perancis-Prusia pada tahun 1871, Bayern, Württemberg, dan Baden (bersama beberapa bagian Hessen yang belum masuk Federasi), bergabung dan dengan negara-negara lainnya lalu membentuk Kekaisaran Jerman. Wilhem I lalu mengambil gelar Kaisar Jerman.
Daftar negara-negara anggota
- Prusia (termasuk Lauenburg)
- Sachsen
- Mecklenburg-Schwerin
- Sachsen-Weimar-Eisenach
- Mecklenburg-Strelitz
- Oldenburg
- Braunschweig-Lüneburg
- Sachsen-Meiningen
- Sachsen-Altenburg
- Sachsen-Coburg-Gotha
- Anhalt
- Schwarzburg-Rudolstadt
- Schwarzburg-Sondershausen
- Waldeck
- Reuss (Garis Tua)
- Reuss (Garis Muda)
- Schaumburg-Lippe
- Lippe
- Lübeck
- Bremen
- Hamburg
- bagian Hessen yang terletak di utara sungai Main (provinsi Hessen Hulu, “Oberhessen”)
Perang Perancis-Prussia (1870-1871)
Penyebab Perang
Pada saat perang Austro-Prussia, Otto von Bismarck berjanji akan memberikan wilayah kepada Perancis sebagai timbal balik dari sikap netral mereka walaupun pada akhirnya wilayah itu tidak akan diberikan. Untuk menjamin hal tersebut Biscmark mengadakan perjanjian tertulis dengan Perancis , tetapi ia tidak pernah menandatangani itu.. Perjanjian itu sebenarnya adalah langkah terakhir Biscmark Bismarck untuk memulai proses penggabungan. Bismarck harus lebih dulu memanipulsi partai yang digunakan untuk mendukung, sehingga sehingga Prussia akan berkuasa di Negara Jerman dipersatukan kelak. Akan tetapi karena perjanjian itu Biscmark harus berperang terlebih dahulu dengan Perancis.
Kerajaan Spanyol mendorong pula terjadi peperangan ini. Prussia dengan segeramenempatkan Hohenzollern sebagai tuntutan terhadap hal tersebut. Bagaimanapun, tekanan dari Perancis ( Nspoleon III juga menekan kerajaan Spanyol) membuat Prussia mundur untuk sementara waktu. Perancis menganggap ini sebagai suatu kemenangan dan, pada tanggal 14 Juli 1870, mengirim Ems Dispacth ke Prussia dalam rangka memastikan bahwa tidak ada Pangeran Prusia yang mencoba untuk mengambil wilayah dari Kerajaan Spanyol itu. Akan tetapi hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Bismarck. Ia menjawab dengan kasar kepada Perancis yaitu dengan mengirimkan sebuah laporan dari Kaisar William. Surat ini berisi ejekan terhadap Perancis yang dikirimkan kepada Surat kabar Perancis yaitu Harian Bastile. Ketika Orang-Orang Perancis membaca surat ini mereka merasa diserang dan diajak untuk berperang oleh pembuatnya yaituPrussia. Menurut pandangannya, Bismarck yakin bahwa suatu peperangan patriotik melawan Perancis akan mempersatukan Negara Jerman. Hal yang kedua yaitu ia ingin menunjukan negara-negara di Jerman Selatan yang diminta oleh Raja Perancis dalam rangka pertukaran dengan kenetralan di perang Austro-Prussia. Ketika negara-negara Jerman selatan melihat hal ini, mereka diyakinkan bahwa satu-satunya cara untuk bertahan dari serangan dari Perancis adalah bersatu dengan Negara Jerman lainnya. Bismarck juga menggunakan surat provokasi itu untuk membuktikan kepada negara Jerman lainnya bahwa Prussia akan menjadi pelindung mereka dalam peperangan Perancis-Prussia.
Jalannya Perang
Pada tanggal 19 Juli 1870, Napoleon III dari Perancis mengumumkan peperangan terhadap Prussia, yang menpunyai makna pula yaitu meremehkan Jerman Dengan gabungan dari negara-negara Jerman Selatan dan Utara, Prussia dapat mengalahkan Angkatan perang Perancis. Persatuan ini dapat terwujud akibat kejeniusan Biscmark dalam membuat penyelesaian damai dalam peperangan Austria-Prussia yang berakibat Austria tidak ikut campur dalam peperangan ini.
Akhir Perang
Pada bulan Mei 1871, Perjanjian Frankfurt ditandatangani yang menandai berakhirnya konflik dengan Perancis, dan dengan terpaksa Perancis harus menerima perjanjian itu. Mereka menyerahkan kota Alsace dan Lorraine ke negara-negara Jerman, sebagai upah pampasan sampai 1875. Hal yang paling menyakitkan bagi Perancis adalah tindakan Jerman dalam memperlakukan Perancis dengan sangat tidak terhormat ,yaitu menduduki Paris selama beberapa bulan dan juga menghina mereka dengan perjanjian damai. Tindakan ini dirancang sedemikian rupa untuk memastikan Perancis tidak pernah akan menyerang Prussia lagi
Penggabungan Jerman ( 18 Januari 1871)
Seperti yang telah dipaparkan diatas, peperangan Perancis-Prussia memberi dorongan akan perlunya penggabungan Jerman. Setelah peperangan, Biscmark menndapat persetujuan dari para pangeran Jerman untuk mempersatukan Negara Jerman ( tidak termasuk Austria) di bawah Raja Prusia sebagai Kaisar Jerman. Meskipun demikian beberapa para pangeran masih memiliki hak otonomi terbatas. Pada tanggal 18 Januari 1871, di Versailles, raja memproklamirkan Kerajaan Jerman itu. William I diangkat menjadi Maharaja, dan Otto von Bismarck menjadi kanselir.
Negara Jerman baru ini memiliki konstitusi yang sama seperti Konfederasi Jerman Utaraakan tetapi ada beberapa hal yang mengalami perubahan . Suatu Parlemen nasional, Reichstag, dipilih oleh orang-orang. Parlemen ini mempunyai hak menentukan anggaran negara, akan tetapi tidak menjatuhkan pemerintah . Dewan pemerintah pusat, Bundesrat, adalah badan konservatif yang memeriksa dan dalam berada di bawah Reichstag . Bundesrat terdiri dari para pangeran negara-negara Jerman . Angkatan Jerman yang sebelumnya terpisah-pisah sekarang mereka berada di bawah perintah Prusia. Maka, pada dasarnya, Bismarck telah berhasil menjadikan Prussia menjadi pengambil kebijakan dalam segala hal . Tidak hanya semua angkatan perang yang menjadi loyal terhadap Prussia, akan tetapi Bundesrat, dipimpin oleh Pangeran Prusia. Hal ini membuat Reichstag tidak dapat melakukan banyak hal dikarenakan semua keputusan yang dibuat Reichstag harus disetujui oleh Bundesrat
Bentuk Negara Setelah Penyatuan Jerman
Setelah dideklarasikannya penyatuan Jerman di Istana Versailes. Bentuk Negara Jerman adalah Kekaisaran. Istilah yang dipakai kemudian adalah Kekaisaran Jerman (Deutsches Reich). Umumnya istilah ini merujuk kepada Jerman dari konsolidasinya sebagai sebuah negara bersatu pada 18 Januari 1871 hingga turun tahtanya Kaiser (Kaisar) Wilhelm II pada 9 November 1918. Warga Jerman, ketika merujuk kepada Reich pada masa kekuasaan Kaisar ini, biasanya ada juga yang menggunakan istilah Kaiserreich yaitu oleh sejarawan-sejarawan non-Jerman
Kekaisaran Jerman adalah sebuah percobaan persatuan kembali wilayah-wilayah di Eropa yang mayoritas penduduknya adalah etnik Jerman setelah leburnya Kekaisaran Suci Romawi. Namun ide Kekaisaran Jerman ini adalah “Jerman Kecil” yang dikepalai Prusia tanpa Austria. Sebab kala itu ada perbedaan agama. Prusia beragama Protestan sedangkan Austria beragama Katolik. Namun di wilayah kekaisaran Jerman banyak pula warga yang beragama Katolik meski di beberapa daerah mereka didiskriminasi, apalagi jika mereka keturunan Polandia.
Dampak Penyatuan Jerman
Penggabungan negara-negara Jerman ini menyebabkan kekacauan di negara Eropa lainnya. Rusia bersikap menentang penggabungan Negara Jerman yang baru ini yang dikawatirkan dapat membuat Negara Jerman menjadi kuat dan dapat menyebabkan Rusia sendiri tersingkir dari negara-negara Eropa lainnya. Selain Russia, Perancis juga memiliki sikap yang sama terhadap Jerman dalam kaitan dengan perjanjian yang dihasilkan sebagai akibat peperangan Perancis-Prussia pada tahu 1870-1871. Selain itu pendapat umum yang muncul di sekitar Eropa adalah bahwa Negara Jerman yang dipersatukan akan mengacaukan keseimbagan di Eropa
Negara-negara anggota dan wilayah Kekaisaran Jerman
Kekaisaran Jerman.
Negara bagian
|
Bentuk pemerintahan
|
Ibukota
|
Wilayah dalam km²
|
Kerajaan
Kerajaan Kerajaan Kerajaan Großherzogtum Großherzogtum Großherzogtum Großherzogtum Großherzogtum
Großherzogtum
Herzogtum Herzogtum Herzogtum Herzogtum Herzogtum Fürstentum Fürstentum Fürstentum Fürstentum Fürstentum Fürstentum Fürstentum “Reichsland” Freie Stadt Freie Stadt Freie Stadt |
348.702
75.870 19.511 14.992 15.067 13.126 7.688 6.428 3.611
2.929
3.672 2.468 2.299 1.977 1.323 1.215 1.121 940 862 826 340 316 14.517 413 297 256 |
Daftar Pustaka
1. www. wikpedia.org
2. www. pvhs.chico.12.ca.us
3. www. crwflags.com
https://teguhmanurung.wordpress.com/2008/10/03/peran-biscmarck-dalam-sejarah-jerman/