Searching...

Agenda Harian di Bulan Ramadhan



Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Nasehat Rasulullah SAW Menyambut Ramadhan



Selain memerintahkan shaum, dalam menyambut bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan ketika memasuki bulan Ramadhan.
Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbihtidurmu ibadahamal-amalmu diterimadan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini.Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat..... Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.

Muliakanlah orang tuamusayangilah yang mudasambungkanlah tali persaudaraanmujaga lidahmutahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. 

Kasihilah anak-anak yatim
, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamuAngkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia, sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, makabebaskanlah dengan istighfarPunggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.
Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”
Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.

Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginyakebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akanmemberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.
Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”
“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”
“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”
“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”
Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”
“Dialah bulan yang permulaannya rahmatpertengahannya ampunan danakhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”
“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”
“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”
“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).


Sumber : Puasa bersama Rasulullah, Pengarang : Ibnu Muhammad (Pustaka Al-Bayan Mizan)

Sedekah yang Utama




Shadaqah adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran shadaqah tersebut. Di antara shadaqah yang utama menurut Islam adalah sebagai berikut:

1. Shadaqah Sirriyah

Yaitu shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini sangat utama karena lebih medekati ikhlas dan selamat dari sifat pamer. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2:271)

Yang perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah, bahwa yang utama untuk disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin secara khusus. Hal ini dikarenakan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau harus tampak, seperti membangun sekolah, jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan lain sebagainya.

Di antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada fakir miskin adalah untuk menutup aib saudara yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah, bahwa dia orang papa yang tak punya sesuatu apa pun.Ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan terhadap orang fakir.

Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alihi wasallam memuji shadaqah sirriyah ini, memuji pelakunya dan memberitahukan bahwa dia termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah nanti pada hari Kiamat. (Thariqul Hijratain)

2. Shadaqah Dalam Kondisi Sehat

Bersedekah dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan tipis harapan kesembuhannya. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Shadaqah yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan sehat dan bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim)

3. Shadaqah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi

Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.”(QS. 2:219)

Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Tidak ada shadaqah kecuali setelah kebutuhan (wajib) terpenuhi." Dan dalam riwayat yang lain, "Sebaik-baik shadaqah adalah jika kebutuhan yang wajib terpenuhi." (Kedua riwayat ada dalam al-Bukhari)

4. Shadaqah dengan Kemampuan Maksimal

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam,
"Shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal orang yang tak punya. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu." (HR. Abu Dawud)

Beliau juga bersabda,
"Satu dirham telah mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat bertanya," Bagaimana itu (wahai Rasululullah)? Beliau menjawab, "Ada seseorang yang hanya mempunyai dua dirham lalu dia bersedakah dengan salah satu dari dua dirham itu. Dan ada seseorang yang mendatangi hartanya yang sangat melimpah ruah, lalu mengambil seratus ribu dirham dan bersedekah dengannya." (HR. an-Nasai, Shahihul Jami')

Al-Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, "Hendaknya seseorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan hartanya, dan menyisakan untuk dirinya kecukupan karena khawatir terhadap fitnah fakir. Sebab boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan infak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala. Shadaqah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasululllah shallallahu ‘alihi wasallam tidak mengingkari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuyang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga beliau tidak khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Nabi khawatir terhadap selain Abu Bakar. Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak hutang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena membayar hutang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama. Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meski sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan juga itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin.” (Syarhus Sunnah) 

5. Menafkahi Anak Istri

Berkenaan dengan ini Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallambersabda,
"Seseorang apabila menafkahi keluarganya dengan mengharapkan pahalanya maka dia mendapatkan pahala sedekah." ( HR. al-Bukhari dan Muslim)

Beliau juga bersabda,
"Ada empat dinar; Satu dinar engkau berikan kepada orang miskin, satu dinar engkau berikan untuk memerdekakan budak, satu dinar engkau infakkan fi sabilillah, satu dinar engkau belanjakan untuk keluargamu. Dinar yang paling utama adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu." (HR. Muslim).


6. Bersedekah Kepada Kerabat

Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memiliki kebun kurma yang sangat indah dan sangat dia cintai, namanya Bairuha'. Ketika turun ayat,
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai." (QS. 3:92)

Maka Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa Bairuha' diserahkan kepada beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak beliau. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallammenyarankan agar ia dibagikan kepada kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan apa yang disarankan Nabi tersebut dan membaginya untuk kerabat dan keponakannya.(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu ‘alihi wasallam juga bersabda,
"Bersedakah kepada orang miskin adalah sedekah (saja), sedangkan jika kepada kerabat maka ada dua (kebaikan), sedekah dan silaturrahim." (HR. Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan, adalah memberikan nafkah kepada dua kelompok, yaitu:
  • Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,
    ”(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir.” (QS. 90:13-16)
  • Kerabat yang memendam permusuhan, sebagaimana sabda Nabi,
    "Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzai, Shahihul jami')
7. Bersedekah Kepada Tetangga

Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam surat an-Nisa' ayat 36, di antaranya berisikan perintah agar berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh. Dan Nabi juga telah bersabda memberikan wasiat kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
"Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu." (HR. Muslim)

8. Bersedekah Kepada Teman di Jalan Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang untuk keluarganya, dinar yang dinafkahkan seseorang untuk kendaraannya (yang digunakan) di jalan Allah dan dinar yang diinfakkan seseorang kepada temannya fi sabilillah Azza wa Jalla." (HR. Muslim)

9. Berinfak Untuk Perjuangan (Jihad) di Jalam Allah

Amat banyak firman Allah subhanahu wata’ala yang menjelaskan masalah ini, di antaranya,
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah.”(QS. 9:41)

Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.”(QS. 49:15)

Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alihi wasallambersabda,
"Barang siapa mempersiapkan (membekali dan mempersenjatai) seorang yang berperang maka dia telah ikut berperang." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Namun perlu diketahui bahwa bersedekah untuk kepentingan jihad yang utama adalah dalam waktu yang memang dibutuhkan dan mendesak, sebagaimana yang terjadi pada sebagian negri kaum Muslimin. Ada pun dalam kondisi mencukupi dan kaum Muslimin dalam kemenangan maka itu juga baik akan tetapi tidak seutama dibanding kondisi yang pertama.

10. Shadaqah Jariyah

Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal; Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).

Di antara yang termasuk proyek shadaqah jariyah adalah pembangunan masjid, madrasah, pengadaan sarana air bersih dan proyek-proyek lain yang dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.

Sumber: Buletin “Ash-Shadaqah fadhailuha wa anwa’uha”, Ali bin Muhammad al-Dihami.
http://www.lazyaumil.org/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=101

Memburu Keutamaan Seribu Bulan Lailatul Qadar


dakwatuna.com – Allah SWT berfirman:“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam Al-Qadr (lailatul qadr/malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam Al-Qadar itu? Malam itu lebih baik dari seribu bulan. Turun para malaikat dan ar-Ruuh pada malam itu dengan izin Tuhan mereka untuk segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Q. S. Al-Qadr: 1 – 5) Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir rahimahuLlah mengatakan, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW menceritakan kepada para sahabat RA tentang seorang pria dari Bani Israil yang menggunakan senjatanya di jalan Allah SWT selama seribu bulan. Hal ini membuat sahabat RA terkejut. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat: ‘Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam Al-Qadr. Dan tahukah kamu apakah malam Al-Qadr itu? Malam itu lebih baik dari seribu bulan.’
Dalam surat ini Allah SWT mengabarkan bahwa Ia SWT telah menurunkan Al-Quran pada malam Al-Qadr. Sebuah malam yang sangat berkah yang lebih baik dari seribu bulan, yang jika kita hitung maka nilainya sama dengan sekitar 83 tahun lebih 4 bulan. Sesungguhnya seseorang yang beribadah pada malam itu maka sama baginya dengan beribadah selama 83 tahun 4 bulan lamanya pada malam atau hari-hari biasa. Sebuah keutamaan yang sangat luar biasa, yang Allah SWT anugerahkan kepada umat Muhammad SAW yang berumur relatif lebih pendek dibanding umat terdahulu. Tafsir ayat: ‘Turun para malaikat dan ar-Ruuh pada malam itu dengan izin Tuhan mereka untuk segala urusan’, Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya, bahwa pada malam Al-Qadr, malaikat yang turun pada malam itu semakin banyak karena banyaknya berkah dan rahmat pada malam itu. Para malaikat itu turun bersamaan dengan rahmat dan berkah dan mereka akan turun kepada orang-orang yang membaca Al-Quran, dan akan mengelilingi majelis-majelis dzikir serta meletakkan sayapnya pada orang yang menuntut ilmu sebagai penghormatan.
Sedang yang dimaksud dengan ar-Ruuh, Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa itu adalah Jibril as. dengan pengungkapan yang khusus, namun ada pula yang berpendapat bahwa itu adalah sejenis malaikat seperti tersebut dalam Surat An-Naba (Wallahu a’lam). Mengenai firman Nya: ‘untuk segala urusan’, berkata Mujahid bahwa malam itu sejahtera dan selamat dari segala urusan. Riwayat lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah pada malam itu setan tidak bisa berbuat kejahatan.
Sedang mengenai ayat terakhir: ‘Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar’, berkata Sa’id bin Manshur, ‘berkata kepada kami Hisyam dari Abu Ishaq bin Asy-Syaib, tentang firman Allah: ‘Untuk segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar’, ia berkata, para malaikat menyejahterakan malam Al-Qadr itu bagi para penghuni masjid hingga terbit fajar.’
Keutamaan lain dari Lailatul Qadar selain dari surat Al-Qadr, juga dapat dilihat dari hadits Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang beribadah pada malam Al-Qadr karena iman dan mengharapkan keridhaan Allah, diampunilah dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. Bukhari – Muslim)
Lalu, kapankah Lailatul Qadr tersebut datang? Mengenai hal ini Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa terdapat sekitar 40 perbedaan pendapat berkenaan dengannya. Beberapa pendapat mengatakan bahwa ia jatuh pada malam ke-21, sedang sebagian lain mengatakan malam ke-27 (merupakan salah satu pendapat terkuat) dan masih banyak lagi, dengan masing-masing hujjahnya. Bahkan sebagian pendapat mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui pasti kapan tepatnya Lailatul Qadr tersebut datang. Namun, yang jelas, bahwa Lailatul Qadr tersebut jatuh di antara 10 malam terakhir dari Bulan Ramadhan, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Adalah Rasulullah SAW beri’tikaf pada sepuluh yang akhir dari bulan Ramadhan, dan beliau bersabda: ‘Hendaklah kalian mencari lailatul qadar pada sepuluh yang akhir dari bulan Ramadhan.’” (H. R. Bukhari – Muslim)
Dan ini lebih dikhususkan lagi pada malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya pernah ditampakkan kepadaku lailatul qadar, kemudian dijadikan aku lupa, atau aku lupa kepadanya, maka hendaklah kalian mencarinya pada sepuluh malam yang akhir; di malam-malam yang ganjil.” (H. R. Bukhari – Muslim)
Hal ini lebih dikhususkan lagi pada tujuh malam terakhir, seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar RA, katanya: “Bahwa ada beberapa orang sahabat Nabi SAW bermimpi melihat malam Al-Qadr pada tujuh yang terakhir. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Saya melihat mimpi kalian, saya setuju, yaitu pada tujuh yang akhir. Siapa saja yang hendak mencarinya, maka carilah pada tujuh yang terakhir.”” (HR. Bukhari – Muslim). Hal inilah yang juga pernah dikatakan Ibnu ‘Umar RA dalam salah satu perkataannya: “Hendaklah kalian mencarinya pada sepuluh malam terakhir! Jika seorang di antara kalian lemah atau tidak mampu, maka janganlah ia melalaikan tujuh yang tersisa.“ (Riwayat Ahmad, Muslim dan Thayalisy)
Salah satu tandanya seperti yang disebutkan dalam beberapa riwayat adalah matahari terbit dengan cahaya putih tidak bersinar-sinar, atau pada riwayat lain matahari terbit dengan tidak memiliki sinar kuat. Ada pula yang menambahkan dengan tanda-tanda lain. Namun bagi sebagian pihak hal ini menimbulkan pertanyaan yang banyak dan diskusi yang panjang, sehingga cukuplah bagi kita untuk giat mencarinya di antara sepuluh hari/malam yang terakhir tersebut.
Hal yang perlu diingat di sini, adalah karena penentuan tanggal hijriyah yang (masih) tidak sama di antara kaum muslimin saat ini, maka mencarinya di malam sepuluh terakhir secara keseluruhan adalah lebih utama bagi sebagian pendapat.
Dirahasiakannya waktu jatuhnya malam Al-Qadr ini oleh Allah SWT, menurut Yusuf Qaradhawi, mengandung banyak sekali hikmah. Andaikata kita dapat mengetahui jatuhnya malam Al-Qadr tersebut, niscaya akan hilang semangat beribadah pada Bulan Ramadhan dengan mencukupkan diri dengan beribadah hanya pada malam tersebut saja. Dengan dirahasiakannya waktu malam Al-Qadr tersebut, maka dapat mendorong kita untuk bersemangat mencarinya terutama di malam-malam akan berakhirnya bulan Ramadhan. Hal ini akan dapat menjadikan akhir Ramadhan semakin semarak yang memiliki dampak positif baik untuk masing-masing individu ataupun bagi jamaah.
Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah Saw, dari Ubadah bin Shamit RA, katanya: “Nabi SAW keluar untuk mengkabarkan kepada kami perihal lailatul qadar. Kemudian (di tempat kami) ternyata ada dua sahabat yang sedang berdebat. Maka beliau bersabda kepada mereka: ’Saya sengaja datang ke sini, untuk memberi kabar tentang lailatul qadar. Sebab si fulan dengan si fulan bersilang pendapat lalu diangkat (dari dalam hatiku, sehingga saya lupa ketentuan tanggalnya), tapi mudah-mudahan itu membawa kebaikan buat kalian.’“ (H. R. Bukhari)
Kata (terjemahan) ’tapi mudah-mudahan itu membawa kebaikan bagi kalian’ diartikan oleh beberapa pendapat bahwa dengan keadaan yang demikian kaum muslimin akan lebih bersungguh-sungguh untuk mendapatkan malam Al-Qadar tersebut, sehingga dengan tidak diketahuinya (waktu jatuh malam tersebut) ibadah yang dilakukan kaum muslimin akan menjadi lebih banyak dibanding jika kaum muslimin mengetahuinya.
Bagi kita, kaum muslimin, mencari dan ’memburu’ malam Al-Qadar tersebut adalah sesuatu yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW, yang beliau SAW sendiri sangat giat mencari malam tersebut dengan semakin banyak beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, meramaikan malam, membangunkan keluarga dan mempererat sarungnya (tidak mendekati istri-istri beliau SAW RA, untuk banyak beribadah).
Anjuran-anjuran beliau SAW untuk mengisi malam Al-Qadar tersebut dengan banyak ibadah terlihat dalam hadits seperti yang juga telah dituliskan di atas: “Barangsiapa yang beribadah pada malam Al-Qadr karena iman dan mengharapkan keridhaan Allah, diampunilah dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. Bukhari – Muslim)
Dan juga sebuah hadits lain yang diriwayatkan dari ’Aisyah RA, katanya: “Saya bertanya: ’Yaa Rasulullah, bagaimana pendapat Anda seandainya saya tahu malam jatuhnya lailatul Qadar itu, apakah yang harus saya ucapkan waktu itu?’ Maka ujar Nabi SAW: ’Katakanlah: Allahumma innaka ’afuwwun tuhibbul ’afwa fa’fu’annii (Yaa Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Suka Memaafkan, maka maafkanlah aku ini)’“ (H. R. Ahmad, Ibnu Majah, Turmudzi)
Secara ringkas, dapat disimpulkan beberapa amaliyah menjaring dan memburu malam Lailatul Qadr sebagai berikut:
1. Menghidupkan malam Lailatul Qadar adalah bukti keimanan seseorang. Dari Abu Hurairah RA, bersabda Nabi SAW: “Barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap ridha Allah SWT maka diampuni dosanya yang terdahulu.” (HR Bukhari, I/61, hadits no. 34)
2. Menggapai Lailatul Qadar hendaklah dalam keadaan berpuasa: Dari Abu Hurairah RA Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap ridha Allah SWT maka diampuni dosanya yang terdahulu, dan barangsiapa berpuasa Ramadhan dalam Iman dan mengharap ridha ALLAH SWT maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari, VI/468, hadits no. 1768)
3. Mencari Lailatul Qadar itu pada 10 malam yang terakhir: Dari Aisyah RA berkata: “Adalah Nabi SAW biasa mencari Lailatul Qadar pada 10 malam yang terakhir.” (HR Bukhari, VII/147, hadits no. 1880)
4. Mencari Lailatul Qadar itu pada 10 terakhir tersebut terutama pada malam-malam Witirnya: Dari Aisyah RA: “Adalah Nabi Saw mencari Lailatul Qadar pada malam-malam witir di 10 hari terakhir.” (HR Bukhari, VII/145, hadits no. 1878)
5. Hadits paling seringnya tentang Lailatul Qadar adalah tgl 27 tapi terjadi juga tanggal 23-nya: Dari Abdullah bin Unais RA, bersabda Nabi Saw: “Aku melihat Lailatul Qadar lalu aku dibuat lupa waktunya, dan ditampakkan padaku saat Subuhnya aku sujud di tanah yg basah, lalu kata Abdullah: Maka turun hujan atas kami pada malam 23, maka Nabi SAW shalat Shubuh bersama kami, lalu beliau SAW pulang dan nampak bekas air dan tanah di dahi dan hidung beliau SAW, lalu dikatakan: Maka Abdullah bin Unais berkata tanggal 23 itulah Lailatul Qadar.” (HR Muslim, VI/80, hadits no. 1997)
6. Lailatul Qadar itu bisa didapati dalam keadaan jaga maupun juga dalam kondisi tidur dalam bentuk mimpi yang benar. Dari Ibnu Umar RA: “Ada beberapa orang laki-laki sahabat Nabi SAW yang bermimpi melihat Lailatul Qadar pada 7 malam terakhir, maka sabda Nabi SAW: Aku juga melihat apa yang kalian mimpikan itu jatuhnya pada 7 malam terakhir, maka barangsiapa yang ingin mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir tersebut.” (HR Bukhari, VII/142, hadits no. 1876)
7. Lailatul Qadar itu tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak ada angin, tidak hujan. “Pada malam Lailatul Qadar itu tidak panas dan tidak dingin, tidak berawan dan tidak hujan dan tidak berangin, tidak juga terang dengan bintang-bintang, tanda di pagi harinya adalah Matahari terbit bercahaya lembut.” (HR As-Suyuthi dalam Jami’ Shaghir, di-shahih-kan oleh Albani dalam Shahihul Jami’, XX/175, no. 9603)
8. Tapi kadang-kadang Lailatul Qadar itu disertai juga dengan hujan. Dari Abu Said Al-Khudri RA, bersabda Nabi Saw: “… Aku melihat Lailatul Qadar lalu aku dibuat lupa kapan waktunya, maka barangsiapa yang ingin mencarinya maka carilah pada 10 hari terakhir pada malam2 witirnya dan aku melihat diriku pada malam tersebut sujud di atas tanah yang basah… Maka kami kembali dan kami tidak melihat ada awan di langit, maka tiba-tiba ada awan dan turun hujan sampai airnya menembus sela-sela atap masjid yang terbuat dari pelepah Kurma, maka aku melihat Nabi SAW sujud di atas tanah yang basah, sampai kulihat bekas tanah yang basah itu di dahi beliau SAW” (HR Bukhari, VII/174, hadits no. 1895)
9. Pagi hari setelah Lailatul Qadar cahaya Matahari putih tapi tidak silau. Berkata Ubay bin Ka’ab RA: “Demi ALLAH yang Tiada Tuhan kecuali DIA, sungguh malam tersebut ada di bulan Ramadhan, aku berani bersumpah tentang itu dan demi ALLAH aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintah Nabi SAW untuk menghidupkannya yaitu malam 27 dan tanda-tandanya adalah Matahari bersinar di pagi harinya dengan cahaya putih tapi tidak menyilaukan.” (HR Muslim, IV/150, hadits no. 1272)
10. Lailatul Qadar hanya bermanfaat bagi orang yang Iman dan mengharap ridha ALLAH SWT. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa yang bangun saat Lailatul Qadar lalu pas melihatnya, lalu sabda Nabi SAW: Dan orang tersebut beriman dan mengharap ridha ALLAH SWT maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Muslim, IV/147, hadits no. 1269)
11. Saat Lailatul Qadar Malaikat yang turun ke bumi lebih banyak dari Kerikil. Bersabda Nabi Saw: “Lailatul Qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil.” (HR Thayalisi dalam Musnad-nya no. 2545; juga Ahmad II/519; dan Ibnu Khuzaimah dalam shahih-nya II/223)
12. Doa yang paling utama dan paling dibaca saat Lailatul Qadar. Dari Aisyah RA: Wahai Rasulullah, menurut pendapatmu jika aku tahu bahwa malam terjadinya Lailatul Qadar, maka doa apa yang paling baik kuucapkan? Sabda Nabi SAW: “Ucapkanlah olehmu, Ya ALLAH sesungguhnya ENGKAU adalah Maha Pemaaf, mencintai orang yang suka memaafkan, maka maafkanlah aku.” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi, di-shahih-kan oleh Albani dalam Al-Misykah, I/473 no. 2091)
Semoga Allah SWT Berkenan menjadikan kita termasuk ke dalam orang-orang yang dapat memanfaatkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, menjadikan kita termasuk ke dalam kelompok yang mendapatkan Lailatul Qadr tersebut, dan menjadikan kita termasuk golongan yang berhasil menyelesaikan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya sehingga keluar daripadanya sebagai seorang yang bertaqwa serta dapat mempertahankannya selama-lamanya. Amin.
Wallahu a’lam Wabillahit Taufiq wal Hidayah.
(Rujukan: Ibnu Katsir, Tafsir Juz ’Amma min Tafsir Al-Quran Al-’Azhim, Sayyid As-Sabiq, Fiqh Sunnah, Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh ash-Shiyam)

Perpustakaan terkenal di dunia

National Library of the Czech Republic,Prague. Berdiri sejak tahun 1366 Sejarah perpustakaan ini erat hubungannya dengan berdirinya Charles University pada tahun 1348. Pemandangan yang paling mempesona adalah arsitektur baroque dari kompleks Klementium di dalam perpustakaan tersebut.

National Library of Austria, Vienna. Berdiri sejak tahun 1368.
Perpustakaan ini didirikan oleh Dinasti Habsurg sebagai bagian dari Imperial Court Library. Dinasti ini berkuasa di Austria dari tahun 1278 sampai tahun 1918,selepas perang dunia I. Perpustakaan ini memiliki atlas terbaik di dunia. Perpustakaan ini juga memiliki lebih dari 180 ribu manuskrip dari kertas papirus,koleksi papirus terbesar di eropa dan kedua di dunia setelah Museum Mesir di Kairo.

Marciana National Library, Venice, Venetian Republic. Berdiri sejak tahun 1468


Venetian Republic sekarang bagian dari Italia, dan perpustakaan ini tetap berdiri dengan nama yang sama. Perpustakaan ini dimulai oleh Cardinal Bessarione dengan koleksi pribadinya tentang manuskrip religi yang penting.

National Library of France, Paris. Berdiri sejak tahun 1480
Status resmi sebagai Perpustakaan Nasional Prancis dikeluarkan di tahun 1617,dan dibuka untuk publik pada tahun 1735. Namun,aktual pendirian perpustakaan ini pada tahun 1480,ketika perpustakaan ini bernama Bibliothèque du Roi dan merupakan bagian dari Perpustakaan kerajaan King Louis XI.National Library of Malta, Valetta. Berdiri sejak tahun 1555.

Buku2 milik
Knights of the Order of St. John Jerusalem adalah koleksi pertama perpustakaan ini. Kesatria2 ini berada di Jerusalem pada awal abad 12,terlibat pada perang salib II. Ketika perang berakhir,mereka kemudian pindah ke Cyprus pada tahun 1291, sebelum akhirnya diberi pengampunan oleh Emperor Charles V pada tahun 1530 di Malta.

Bavarian State Library, Munich, Germany. Berdiri pada tahun 1558.
Duke Albrecht V mendirikan perpustakaan ini sebagai Wittelsbach Court Library ketika Bavaria adalah kerajaan, dan Jerman ketika itu terdiri dari beberapa negara bagian yang merupakan wilayah dari Kerajaan Romawi. Sekarang perpustakaan ini bukan bagian dari perpustakaan nasional Jerman, namun merupakan salah satu dari tiga perpustakaan terbesar dan terpenting di Jerman.



National Library of Belgium, Brussels (Royal Library Albert I). Berdiri pada tahun 1559
The Dukes of Burgundy adalah pendiri perpustakaan ini,dimulai dengan beberapa koleksi dari manuskrip penting. Belgia adalah salah satu dari sedikit negara di eropa yang menggunakan 2 bahasa,sehingga koleksi perpustakaanya cenderung memiliki 2 bahasa, Prancis dan Belanda.


National and University Library of Slovenia. Berdiri pada tahun 1595.

Sebuah universitas bergabung dengan perpustakaan ini dan kemudian berubah nama menjadi Edward Kardelja University Library, Ljubljana.


National and University Library of Slovenia. Berdiri pada tahun 1595.
Sebuah universitas bergabung dengan perpustakaan ini dan kemudian berubah nama menjadi Edward Kardelja University Library, Ljubljana.

9. National Library of Croatia. Berdiri pada tahun 1606.
Jesuits pertama kali mengisi koleksi perpustakaan; yang juga bagian dari Zagreb University Library

Foto Kereta api jaman dulu


Sumber: http://juandry.blogspot.com/2009/10/foto-foto-kereta-zaman-dulu.html